Setelah acara penyambutan, ratusan turis mancanegara ini kemudian diantar keliling kota Ambon. Bahkan mereka juga di arahkan mengunjungi tempat-tempat wisata di Ambon, seperti pantai Natsepa, Namalatu, Santai Bech, Monument Gong Perdamaian Dunia, maupun tempat-tempat wisata lainnya.
Sesuai agenda dari protokoler, ratusan turis itu dihibur dengan berbagai atraksi seperti bambu gila, maupun tarian lokal lainnya, guna memperkenalkan ciri khas budaya di daerah Ambon dan Maluku.
Menurut rencana, kapal pesiar ini hanya berlabuh di pelabuhan Yos Sudarso selama 7 jam saja, kemudian bertolak menuju Darwin, Australia.
Masuknya kembali kapal pesiar Internasional ke Ambon pasca konflik 1999 merupakan momentum yang memberikan harapan bagi pariwisata Ambon dan Maluku yang berdampak pada peningkatan perekonomian daerah, dengan syarat seluruh lapisan masyarakat turut menjaga perdamaian di tanah kelahiran beta yang telah tercipta saat ini.