Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Life Began at Forty

6 Maret 2014   17:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:11 103 2
Terakhir menulis dikompasiana adalah 30 Januari 2014. Cukup lama absen meninggalkan jejak catatan disini. Waktu adalah teman yang selalu hadir. Bahkan ketika kita buntu terhadap sesuatu masalah atau sedang menanti jawaban kehidupan. Sering kali kita berujar,"ahh...biar waktu yang menjawab semua ini". Pernahkah begitu kawan?

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, adalah rentetan waktu perjalanan yang terus berputar. Kadang ada yang merasa putarnya begitu lama dan membosankan. Kadang ada putarnya begitu cepat berlalu dan ingin diulang kembali. Bisakah?

Waktu adalah pedang kehidupan yang adil. Jika kesempatan yang diberikan terbuang sia-sia, saat itu pula kita sedang merasakan tajamnya sabetan pedang kehidupan. Perihnya bisa saja langsung dirasakan didunia. Tak sedikit perihnya ditangguhkan, namun lukanya bertambah perih, kelak diakherat.

Setiap orang diberi kesempatan dan waktu yang sama, sehari 24 jam, tidak ada satu pun orang diberi keistimewaan waktu 48 jam sehari. Dari presiden hingga buruh pabrik. Semua sama!

Saat goresan sederhana ini dibuat, ucapan selamat dan doa dari sahabat masih saja terus mengalir. Terima kasih untuk sahabat yang mengawali pergantian hari ini dengan menyempatkan memberikan ucapan selamat dan doa. Semoga doa kebaikan yang diberikan, akan kembali juga pada sahabat semua. Memberi kebaikan, pasti berbuah kebaikan, pasti!

Memasuki usia jelang ashar atau sudah masuk waktu ashar adalah peringatan yang tak boleh diabaikan, melupakan berati sesal selamanya. Menurut pakar psikologi, Elizabet B. Hurlock, penulis “Developmental Psychology”. usiaku masuk dalam kategori “middle age” (40 tahun - 60 tahun). Sedangkan pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia 40 tahun hingga 60 tahun adalah masuk periode dewasa.
Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (Q.S. al-Ahqâf: 15)

#Life began at forty...ungkapan ini telah Allah sebutkan berabad-abad lalu melalui Al Qur'an, mungkin kita saja yang jarang membuka-buka "Surat Cinta" (baca: Al Qur'an). Hingga terkesan tidak akrab ditelinga kita.

Perjalanan panjang sudah kulalui. Tiap perjalanan selalu ada akhirnya. Semoga bisa mengakhiri perjalanan disaat semakin jatuh cinta pada Rabb pencipta semesta alam.

Terakhir tulisan ini kututup dengan surat cinta yang singkat, kubuat beberapa tahun lalu, saat anak kami masih empat. Mohon maaf ya sayang, surat cinta ini saya tulis kembali disini.

-Matahari Cinta Manis-

Surat Cinta untuk istriku dan bunda bagi anak-anak yang hebat...

Manis...hari-hariku mengarungi bahtera Cinta makin bersemi dan terus bertumbuh, karena kau selalu hadir dalam biduk suka dan duka.

Oya...manisku, kau semakin indah manakala buah hati kita kini hampir lima.

Terima kasih telah menjadi istri yang baik dan bunda yang hebat untuk anak-anak kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun