Sejak awal terpilih menjadi wakil gubernur DKI, gaya kepemimpinan Basuki Tjahya Purnama atau khas dipanggil Ahok sudah menuai pro dan kontra. Penggunaan kata-kata yang frontal, tanpa “polesan” sedikitpun dan tidak jarang dibumbui dengan gerakan tubuh dan ekspresi wajah yang “menyala-nyala” membuat banyak masyarakat kita yang shock karena seolah sangat tidak mewakili ke”timur”an kita.
Namun, di satu sisi, banyak juga yang senang dan mendukung gaya Ahok karena sebenarnya semua yang disampaikan dan dilakukan Ahok mungkin mewakili isi hati dan bentuk perilaku yang ingin mereka ungkapkan, tapi tak punya kesempatan. Sehingga, ketika ada seorang Ahok yang tanpa “babibu” menghajar siapapun yang menurutnya tidak benar, sebagian orang merasa terpuaskan akhirnya ada yang bisa melakukan itu.
KEMBALI KE ARTIKEL