Dear Pak JK, Aku sudah muak menyumbang darah kami berikan darah kepada PMI : GRATIS! PMI hanya memberi ganti mie rebus instan kacang hijau atau telor setengah matang kadang ada, sering tidak ada... dan segelas susu putih... itu pun hanya creamer bukan susu asli... dalam aksi sosial donor darah dimanapun itu... lalu ketika rakyat butuh darah... mereka harus membayar
Rp.250.000- Rp.300.000 tergantung rumah sakitnya... lalu kau mulai menggunakan otak dagangmu mengharap agar rakyat bisa menyumbang ber-aksi sosial lewat sekolah-sekolah, mini market lewat kembalian recehnya... rakyat berharap setelah menyumbang harga darah akan turun... pada kenyataan nya... harga darah
terus naik... setiap kali kasir itu menanyakan boleh tidak menyumbang ke PMI aku bilang aku mau taruh di kotak amal di depan... untuk membangun Masjid...
PMI sudah kaya... jadi untuk apa kami menyumbang darah? kami sumbang gratis... seharusnya saudara-saudari kami yang lain juga mendapat darah gratis... bukankah setetes darah kami berarti bagi orang lain... tapi mereka tidak tahu bahwa mereka sudah
dibohongi... jangan berikan kami omong kosong tentang
darah yang harus diproses dan biayanya mahal... bukankah itu
tanggung jawab pemerintah? mengapa tidak disubsidi? bagaimana dengan rakyat miskin mu? lalu kau bilang... kalau ada kartu miskin maka rakyat bisa mendapat darah gratis... bukankah mengurus
kartu miskin juga perlu dana? kapan darah akan murah... kapan darah akan gratis... jika PMI membutuhkan donor darah aku akan tanya pada mereka berapa harga 1 kantong darah sekarang ini... kapan darah akan gratis? bagi mereka yang tidak mampu... bagi mereka yang berpenghasilan dibawah Rp.20.000 sehari lalu harus berputus asa dan meninggalkan keluarganya mati karena tak mampu berhutang lagi mambayari darahmu... bila mereka tak mampu menjawabnya jangan sumbangkan darahmu... biar mereka membayarnya... karena darahmu mahal harganya... ketika mereka "menjualnya" PMI... bertobatlah sekarang... murahkan darahmu! BIG GBU! @jm0901112.0133.
KEMBALI KE ARTIKEL