Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Obligasi Euro (Eurobonds) atau Tanpa Eurobonds?

8 Agustus 2012   03:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 266 0

Pembentukan zona euro (Eurozone) pada awalnya bertujuan untuk mengkoordinasikan kebijakan moneter

Pada tanggal 28-29 Juni 2012 yang lalu para pemimpin Uni Eropa (EU) dalam forum Pertemuan Uni Eropa membicarakan langkah dan solusi yang perlu dilakukan guna mengatasi krisis utang Eropa. Dalam pertemuan ini, Uni Eropa memutuskan untuk menyuntikkan dana bailout yang diberi nama Mekanisme Stabilisasi Eropa (European Stabilization Mechanism) yang akan digunakan selanjutnya untuk menyelamatkan bank-bank yang kekeringan likuiditas di kawasan eropa. Apakah langkah tersebut dapat menyejukkan kembali tekanan di zona euro? Pertanyaan selanjutnya apakah dana talangan tersebut merupakan kebijakan terbaik dalam mengatasi krisis utang eropa?

Zona  Euro yang terbentuk pada tahun 1999 merupakan European Monetary Union (Persatuan Ekonomi dan Moneter) dari 17 anggota Uni Eropa yang mengadopsi Euro sebagai mata uang bersama. Dengan memiliki mata uang tunggal, perekonomian dari seluruh anggotanya menjadi tergabung khususnya dalam hal kebijakan moneter. Terdapat beberapa  keuntungan menjadi anggota zona euro tersebut antara lain: nilai tukar stabil, keuntungan bisnis, dan suku bunga acuan yang rendah. Pertama, karena mata uang Euro digunakan oleh banyak negara, Euro  sendiri dapat meningkatkan kredibiltasnya yang pada akhirnya mata uang tersebut menjadi lebih stabil  terhadap seluruh spekulasi. Kedua, dengan tidak adanya pertukaran mata uang, kegiatan bisnis dapat terjalin antar negara tanpa memperhitungkan biaya lindung nilai (hedging). Yang terakhir, otoritas moneter dalam hal ini European Central Bank (ECB) atau Bank Sentral Eropa dapat mengelola kebijakan moneternya dengan mengimplementasikan suku bunga acuan rendah yang pada akhirnya meningkatan iklim investasi.

Kondisi saat ini zona euro

Namun, apakah terdapat koordinasi dalam kebijakan fiskal? Sejak tergabung dalam zona euro, seluruh negara anggota harus mematuhi ketentuan Stability Growth Pact (SGP). Ketentuan tersebut mensyaratkan semua negara anggota Uni Eropa defisit APBN-nya tidak boleh melebihi 3%. Namun pada kenyataannya, seluruh anggota dan bahkan rata-rata Uni Eropa sudah melanggar ambang batas defisit anggaran tersebut. Labih lanjut, untuk menutupi defisit anggaran tersebut telah menyebabkan beban fiskal negara zona euro semakin meningkat. Ketahanan ekonomi UE juga cenderung melemah. Pelemahan ini ditandai dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dan melesunya industri manufaktur. Kombinasi dari kedua hal tersebut mengakibatkan meningkatnya tingkat pengangguran.

Melihat kondisi perekonomian Eropa terkini, bentuk penyatuan kebijakan fiskal (Fiscal Union) sebenarnya sudah dimulai sejak zona euro tersebut dibentuk karena kebijakan fiskal negara-negara anggota sudah diatur dalam Stability Growth Pact (SGP). Aturan ini mensyaratkan bahwa anggaran tidak melebihi 60% dari pendapatan nasional. Namun, kredibilitas dari SGP dipertanyakan semenjak Jerman dan Perancis melanggar aturan tersebut dan tidak diberikannya sangsi atas pelanggaran tersebut. Seandainya seluruh anggota zona euro menyetujui atas prosedur dan sangsi yang diatur dalam SGP, maka krisis utang tersebut tetap tidak dapat terhindarkan. Hal ini beralasan karena sangsi atas suatu pelanggaran akan menyebabkan kondisi keuangan dari negara-negara anggota yang memiliki kasus utang  tersebut menjadi semakin memburuk.

Bentuk lain dari upaya penyatuan koordinasi kebijakan fiskal yang belakangan menjadi topic perbincangan para petinggi UE adalah rencana penerbitan surat utang bersama yang dinamakan Eurobonds. Penerbitan obligasi bersama ini dapat dipergunakan Yunani, salah satu negara anggota yang terseret krisis utang, untuk meningkatkan likuiditas moneter dan  menstimulasi investasi serta  konsumsi.

Namun perlu diperhatikan juga bahwa penerbitan Eurobonds tersebut memiliki beberapa kekurangan yang menjadi pusat perhatian para petinggi UE. Pertama, bagi negara anggota yang memiliki credit rating yang tinggi seperti Jerman, harus menanggung tingkat bunga yang lebih tinggi atas utangnya. Kedua, Eurobonds dapat menciptakan suatu moral hazard yang dilakukan beberapa negara anggota yang memiliki insentif untuk memperoleh utang lebih banyak atas penerbitan Eurobonds yang ditanggung secara bersama. Ketiga, penerbitan obligasi bersama tersebut membutuhkan koordinasi kebijakan fiskal yang tinggi dari seluruh anggota zona euro.

Di sisi lain, rencana penerbitan surat utang bersama memiliki manfaat bagi seluruh negara anggota. Pertama, Eurobonds akan menjadi langkah penting terhadap upaya fiscal union dalam jangka menengah dan merupakan langkah awal terhadap penyatuan politik (political union). Kedua, dengan suku bunga obligasi yang rendah, akan menurunkan jumlah pembayaran bunga utang, menurunkan rencana defisit anggaran dan meningkatkan sustainability (keberlanjutan) dari tingkat utang zona euro. Ketiga, Eurobonds akan menciptakan pasar obligasi di kawasan eropa yang dapat bersaing dengan pasar obligasi dollar Amerika. Selain itu, hal ini juga dapat menciptakan pasar dengan kondisi likuiditas yang tinggi. Keempat, penerbitan obligasi bersama zona euro dapat mendorong tingkat kepercayaan atas negara anggota yang bermasalah dengan kewajiban utang dan juga dapat meningkatkan kegiatan usaha. Hal ini akan menurunkan tingkat pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, surat utang bersama di kawasan eropa akan menjadi daya tarik bagi para investor dunia untuk penyebaran risiko atas portofolio investasi mereka (diversifikasi portofolio) dan memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dari pada berinvestasi dalam surat utang Amerika Serikat atau US T-bills. Kombinasi dari peningkatan investasi dan perbaikan ekonomi eropa akan secara bertahap membawa zona euro ke dalam tahap pemulihan (recovery). Pemulihan ini akan menjadi sinyal positif bagi perekonomian eropa pada khususnya dan perkonomian dunia karena pemulihan tersebut akan menggerakkan kegiatan ekonomi di eropa dan selanjutnya  akan menyebabkan multiplier effects kepada pertumbuhan ekonomi global. Jika pelaksanaan Eurobonds sukses, pertumbuhan ekonomi eropa diprediksi akan menjadi positif pada level  0,7%-1% dan ekonomi dunia yang diharapkan akan tumbuh sebesar  3,8%-4,2%.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun