Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Antisipasi Pelemahan Ekonomi China

8 Agustus 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 651 1

Kesuksesan ekonomi  Cina telah menyita perhatian dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai ‘double digit’ dalam 3 dekade terakhir ini. Sebagai negara Asia yang menganut konsep komunis sosialis,  Cina telah berhasil mengimplementasikan sistem ekonomi pasar yang menjadi karakteristik ekonomi liberal.  Cina yang telah bergabung dengan World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001, negara panda tersebut telah memperluas kegiatan perdagangannya dan bertransformasi untuk berintegrasi dengan ekonomi dunia. Dengan penduduk 1,35 milliar penduduk, perekonomian Cina sangat bertumpu pada konsumsi dalam negeri.

Perlambatan ekonomi Cina sebagai dampak dari krisis utang Eropa dan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank central  Cina telah mendesak pemerintah Cina untuk menurunkan target pertumbuhan ekonominya menjadi 7,5% di tahun 2012. Hal ini meningkatkan kecemasan terhadap penurunan ekonomi secara tajam (hard landing) di  Cina. Kecemasan ini terlihat dari data pertumbuhan  ekonomi Cina yang tumbuh sebesar 8,1% yoy, melambat secara signifikan dari kuartal keempat 2011 yang mencapai level 8,9% yoy. Data pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2012 tersebut merupakan yang terendah sejak awal tahun 2009. Perlambatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh pelemahan permintaan domestik dan luar negeri, investasi dan penurunan ekspor.

Krisis utang Eropa mempengaruhi perekonomian  Cina khususnya pada sektor keuangan dan pasar perdagangan. Di sektor keuangan, krisis Eropa mempengaruhi pasar saham dan harga obligasi melalui efek penularan (contagion effect) sebagai dampak dari capital outflow dan deleveraging oleh perbankan Eropa . Pada sektor perdagangan internasional, perlambatan ekonomi Cina dipicu oleh penurunan kinerja ekspor ke Eropa akibat konsolidasi fiskal dan depresiasi mata uang Euro. Konsolidasi fiskal di Eropa dipengaruhi oleh penurunan belanja pemerintah yang menyebabkan penurunan konsumsi rumah tangga. Lebih lanjut, krisis utang Eropa menyebabkan Euro terdepresiasi yang menyebabkan mahalnya harga barang impor dari Eropa. Kombinasi konsolidasi fiskal dan depresiasi Euro menyebabkan penurunan kinerja ekspor  Cina ke Eropa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun