Leotard lahir dalam keluarga intelektual dan terinspirasi oleh ayahnya yang seorang profesor filosofi. Sejak masa remaja, Leotard telah menunjukkan kecintaannya pada filsafat, membaca karya-karya filosofis klasik dan mengeksplorasi berbagai aliran pemikiran.
Pada awal karirnya, Leotard terpukau oleh pemikiran fenomenologi dan eksistensialisme. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mengembangkan pandangan yang lebih kompleks tentang alam manusia dan masyarakat. Ia menjadi terkenal karena teorinya tentang "postmodernisme", yang mempengaruhi banyak disiplin ilmu, termasuk filsafat, sastra, seni, dan sosiologi.
Leotard mengemukakan bahwa postmodernisme adalah sebuah keadaan dimana keyakinan dan nilai-nilai tradisional terpatahkan oleh kompleksitas dunia modern. Ia berpendapat bahwa kita hidup dalam era ketidakpastian, di mana narasi sejarah, kebenaran, dan identitas individu telah fragmentaris dan retak.
Menurut Leotard, postmodernisme menuntut pemikiran kritis dan refleksi terhadap narasi yang telah mapan. Ia menolak pandangan universalitas yang mengasumsikan satu kebenaran tunggal dan mengajak kita untuk merangkul keragaman dan kompleksitas dunia yang beragam.
Pemikiran Leotard tentang postmodernisme juga mencakup pandangan terhadap ekonomi, politik, dan kekuasaan. Ia menekankan bahwa dalam masyarakat postmodern, kekuasaan tidak lagi terpusat pada institusi-institusi tradisional, seperti negara atau agama. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa kekuasaan tersebar dan terfragmentasi, di mana berbagai kepentingan dan nilai-nilai berbaur dalam pertarungan yang tak terduga.
Warisan Leotard sebagai filsuf adalah kontribusinya terhadap pemahaman kita tentang kompleksitas dunia modern. Dalam karya-karyanya, dia membuka wawasan baru tentang apa artinya menjadi manusia di era postmodern. Ia juga menyoroti pentingnya mendengarkan dan memberikan ruang bagi berbagai perspektif dalam memahami dunia yang terus berubah.
Leotard meninggal pada tahun 1994, tetapi warisannya sebagai seorang filsuf terus hidup dalam pemikiran dan perdebatan filsafat kontemporer. Karya-karyanya tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak akademisi dan intelektual yang tertarik dengan pemahaman yang lebih dalam tentang postmodernisme dan kompleksitas dunia modern.
Ruang lingkup pemikiran Leotard tidak hanya terbatas pada postmodernisme. Dia juga bereksperimen dengan berbagai konsep dalam bidang etika, politik, estetika, dan epistemologi.
Dalam bidang etika, Leotard menantang pandangan tradisional tentang moralitas yang bergantung pada prinsip-prinsip absolut. Ia mengajukan gagasan bahwa etika harus didasarkan pada kepekaan terhadap pembacaan yang kontekstual dan kompleks terhadap setiap situasi individual. Dia menggambarkan moralitas sebagai sesuatu yang tidak mungkin dikekang oleh aturan-aturan tetap, melainkan harus berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Politik juga menjadi perhatian Leotard. Ia meragukan legitimasi institusi politik yang mapan dan mengkritik dominasi kekuasaan oleh negara. Leotard melihat bahwa kekuasaan dapat ditemukan dalam dinamika sosial dan budaya yang kompleks, dan menempatkan pentingnya untuk memperhatikan perbedaan dan pluralitas.
Dalam bidang estetika, Leotard menggambarkan seni sebagai area di mana narasi dan ekspresi kompleks dapat diungkapkan. Ia tertarik pada kemampuan seni untuk mengeksplorasi realitas yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa, dan mendorong pemahaman bahwa keindahan terletak dalam kompleksitas dan ketidakpastian.
Selain itu, Leotard secara kritis meninjau tentang apa yang dianggap sebagai pengetahuan dan keyakinan yang valid dalam epistemologi. Ia mengajukan pertanyaan tentang batas pengetahuan dan mempertanyakan kemampuan kita untuk mencapai kebenaran yang objektif. Leotard menunjukkan bahwa pengetahuan seringkali dipengaruhi oleh konteks sosial dan historis, serta oleh kepentingan-kepentingan politik dan ideologis.
Pemikiran Leotard sering kali kompleks dan sulit dipahami. Namun, warisannya sebagai filsuf yang mendiskusikan kompleksitas dunia modern dan mengambil sikap kritis terhadap narasi yang dominan telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pemikiran filsafat kontemporer. Pemikirannya terus mempengaruhi dan menginspirasi banyak akademisi dan intelektual dalam upaya mereka untuk memahami dan mengatasi tantangan kompleksitas zaman kita.