Secara umum, seseorang tidak dapat hidup di dalam kesendirian, melainkan, disukai atau tidak, sering harus terlibat dalam interaksi sosial
(social interaction) dengan orang lain. Apabila dua pihak bertemu, dan setiap pihak sadar akan kehadiran pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun pikiran pihak-pihak yang bersangkutan, yang disebabkan oleh,
inter alia, suara berjalan, bau minyak wangi, bau keringat, dan sebagainya (sehingga menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya), maka interaksi sosial dimulai pada saat itu (Manski 2000). Mereka saling memandang, saling menegur dan berjabat tangan, saling berbicara atau saling berdiam diri, apalagi saling berdebat atau berkelahi, adalah bentuk-bentuk interaksi sosial.
KEMBALI KE ARTIKEL