Suatu hari, di awal tahun 2009 lalu, istri saya sedang menyusui anak kedua kami, Syafiq, yang baru berusia tiga bulan. Tiba-tiba terdengar dering suara telepon. Karena memang sedang menunggu sebuah panggilan penting, istri saya buru-buru berdiri, meninggalkan si bayi sendirian di dalam kamar. Lalu dia ke ruang tengah untuk mengangkat telepon. Tapi begitu diangkat, betapa jengkelnya dia karena yang didengarnya dari seberang hanya suara seorang perempuan lewat mesin otomatis yang berkata, "Untung Pakai Esia, bla… bla… bla…." Jengkel bukan main! Begitulah yang dirasakan istri saya ketika itu. Saya pun berkali-kali mengalami kejadian serupa. Ketika sedang asyik-asyiknya menulis naskah, ketika mood sedang tinggi-tingginya buat menulis, tiba-tiba handphone Esia saya berdering. Dan begitu diangkat, eh… ternyata cuma iklan! Setelah saya menceritakan hal ini kepada teman-teman lain, ternyata mereka pun sering mengalami kejadian serupa. Dan mereka pun sama jengkelnya dengan saya. Hanya saja, selama ini belum ada pihak yang mencoba komplain ke Esia. Atau saya yang belum tahu? Entahlah! Yang jelas, saya merasa bahwa bentuk iklan seperti ini harus dihapuskan. Selain menjengkelkan, iklan seperti ini juga mengganggu privasi, bahkan membahayakan bagi mereka yang sedang menyetir. Karena itulah, saya secara spontan sempat
mengirim tweet kepada Anindya Bakrie (salah seorang petinggi di Bakrie Group, pemilik Esia):
Bang @anindyabakrie, tolong sampaikan ke pengelola Esia, mbok ya iklan dlm bentuk panggilan telp itu dihentikan. SANGAT MENGGANGGU!
KEMBALI KE ARTIKEL