Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Wulangreh

5 Juni 2023   19:02 Diperbarui: 5 Juni 2023   19:22 146 2
Lamun sira anggeguru kaki
Amiliha menungsa kang nyata
Ingkang becik martabate
Sarta kang wruh ing kukum
Kang ngibadah lan
kang wira'i
Sokur antuk wong tapa
Kang wus amungkur
Tan mikir pawehing liyan
Iku pantes sira guranana kaki
Sartane kawruhana.

(Serat Wulangreh, pupuh I pada IV, anggitanipun Sri Susuhunan Pakubuwana ingkang kaping Sekawan)

Lina, siswi sebuah SMP di Sukabumi, Jawa Barat itu senang pelajaran Matematika. Ia cerdas. Bila tiba waktu ulangan kelas, tugas-tugas diselesaikannya dalam tempo singkat. Habis itu, Lina gabut. Ia suka mengganggu teman-teman sekelasnya yang sedang memeras otak.

Pak Sinaga (Allahyarham) guru 'ilmu ukur' itu memberi hukuman aneh untuk Lina: ia 'diasingkan' ke perpustakaan sekolah dan diwajibkan membaca buku sastra Indonesia. Tidak boleh buku yang lain. Untuk itu Pak Sinaga meminta pengawas perpus memastikan Lina menjalani hukumannya dengan benar. Bahkan, di waktu lain, beliau perlu mengkonfirmasi langsung apa buku yang dipilih Lina untuk dibaca, apa pula isinya.

Yang bikin Lina merasa aneh, Pak Sinaga itu guru ilmu ukur, kok dia disuruh baca buku sastra?  Kelak, setelah jauh melangkah, Lina baru menyadari kewaskitaan seorang guru sejati dalam diri Pak Sinaga yang merasa keunggulan kecerdasan kognitif anak didiknya mesti diimbangi dengan kecerdasan emosi. Dengan kehalusan sastra.

Hari ini kita mengenal Lina sebagai seorang filsuf sekaligus astronomer. Ya, ialah Dr. Karlina Supelli, dosen tetap program pasca sarjana di Universitas Filsafat Driyakarya. Satu dari tak begitu banyak orang Indonesia yang narasi-narasinya lebih pantas mengisi ruang publik ketimbang yang sekarang tengah meraja lela. Satu dari tak begitu banyak orang Indonesia yang membuat negeri ini masih layak dicinta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun