Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Dimana Mereka, Apa Kata dan Reaksi Mereka?

16 September 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 412 0
Dimana Mereka, Apa Kata dan Reaksi Mereka?

Praktek-praktek tradisional sejenis jaman ORBA dalam memenangkan hati masyarakat Jakarta, yang membeli simpati warga dengan bagi-bagi uang, sembako, alat elektronik, kartu Jamkes dan Jampend, serta usha-usaha sejenis yang dilakukan oleh Foke-Nara menjelang hari pencoblosan tgl 20 September semakin marak dan tidak terkendali lagi. Dilakukan secara terbuka bak seorang yang sedang kalap dan panik...!

Seperti yang sudah kita duga, Panwaslu yang nampaknya sudah terkooptasi oleh kekuatan tertentu (baca: kubu Foke-Nara?), sulit bertindak netral dan obyektif lagi, kalau tidak mau dikatakan 'menutup mata'. Bukan sedikit laporan yang masuk, tetapi gelagat yang kita lihat, Panwaslu 'tidak berdaya' lagi melakukan pengawasan bahkan memutuskannya sebagai suatu kesalahan! Yang baru mampu dilakukan Panwaslu dan memutuskan tindakan itu bersalah, hanya pada laporan soal iklan Prabowo yang memasukkan figur Jokowi-Basuki dalam konten iklannya.

Mungkinkah tindakan bagi-bagi uang, sembako dan lain sebagainya itu saat melakukan kampanye, hanya dilakukan oleh inisiatif seorang Foke atau Timses-nya saja? Atas ijin dan restu siapakah sehingga Foke melakukan tindakan 'curang' itu di masa kampanye ini? Mungkinkah ada keikut-sertaan dari pihak tokoh-tokoh politik, pemerintah, pengamat ahli dan bahkan Parpol koalisi pendukung Foke-Nara? Mungkinkan tindakan Foke melakukan kampanye uang (atau barang) direstui oleh para Ketum Parpol koalisi pendukung Foke-Nara?

Pertanyaan yang lebih tragis lagi: Mungkinkah semua Ketua Dewan Pembina Parpol Koalisi pendukung Foke-Nara merestui tindakan Foke 'membeli hati' warga Jakarta, dengan iming-iming material bahkan sumpah di bawah Kitab Suci? Dan puncaknya, mungkinkah SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Parta Demokrat yang adalah parpol pengusung pasangan Foke-Nara untuk memimpin Jakarta, tetapi melakukannya dengan cara-cara sejenis suap (sepupunya Korupsi!) kepada masyarakat Jakarta, merestuinya juga?

Walahualam, hingga saat ini belum ada dari mereka di atas yang ada dibelakang Foke-Nara mengkritisi prilaku politik ala Foke-Nara ini. Itu artinya, kalau tidak salah menganalisanya, mereka juga merestuinya! Lalu apa komentar SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang 'katakan tidak pada korupsi' sebagai parpol pengusung Foke-Nara, terhadap 'fenomena' politik pasangan No.1 ini dalam pilkada Jakarta? Mungkin belum berkomentar, jadi...mari kita tunggu gebrakan SBY!

Salam Jakarta Baru...!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun