Hari-hari di pertengahan bulan Agustus di Eropa pada umumnya merupakan saat di mana waktu terasa bergerak lambat seiring dengan lebih lamanya matahari bersinar dan suhu udara yang lebih tinggi dari biasanya. Dalam suasana santai dan tenang khas musim panas seperti inilah tepat 100 tahun yang lalu Perang Dunia I (PDI) pecah di Eropa. 4 Agustus 1914, dengan tujuan menyerbu Perancis dari utara, pasukan kekaisaran Jerman bergerak menginvasi Perancis dan Luksembourg yang saat itu merupakan negara netral. Invasi ini mendapat perlawanan dari tentara kerajaan Belgia sementara Raja Belgia Albert I meminta pertolongan Perancis dan Inggris yang merupakan penjamin dari kenetralan Belgia. Meski melawan dengan sengit, keunggulan pasukan Jerman tidak tertahankan. Kota-kota Belgia pun jatuh satu per satu ke tangan Jerman yang menjalankan operasi
Schlieffen-Moltke. Inti dari operasi ini tidak berbeda jauh dengan strategi perang "
capit yuyu" yang sudah dikenal sejak jaman Majapahit: menyerbu ke arah barat daya untuk menguasai Perancis Utara termasuk Paris lewat Belgia dan Luksembourg sambil bergerak berputar kembali ke arah timur yang akan berakibat 'tercekiknya' posisi pasukan Perancis.
KEMBALI KE ARTIKEL