Kalau nama itu berkibar, terlihat dan terdengar mestinya nama itu laku dijual untuk Pilkada, sebaliknya nama itu juga asyik dicari-cari kesalahannya sebab pencari kesalahan namany ikut polpuler.  Seperti itulah yang terjadi antara Ahok dan Rizieq. Ahok yang sangat populer ini semula kader Partai Golkar, menjadi Wakil Gubernur  diusung  Gerindra, mendapat warisan jabatan dari Jokowi seperti tak ada lawan tanding dan berencana  maju lewat jalur independen.  Akhirnya tokoh populer ini diusung PDIP bertanding menghadapi tokoh yang diusung Gerindra. Politik tidak mengenal kacang lupa kulitnya, ganti jaket hal yang biasa yang penting memenuhi syarat dukungan dari parpol.
KEMBALI KE ARTIKEL