Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Masa Bonus Demografi Terancam Sirna

11 Oktober 2014   17:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:28 32 2
Koran Harian Batam Pos hari ini, Sabtu (11/10) menempatkan "Mafia Hongkong Pasok 71 Kg Sabu yang nilainya Rp. 143 M, Tak Tercium Anjing Pelacak" pada halaman utama yang dilampiri photo Kapolri Jenderal Sutarman didampingi Wakapolri Komjen Badrodin Haiti dan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius menunjukkan bukti sabu di Rupatama Mabes Polri Jakarta kemarin, Jumat (10/10). Berita ini mengatakan bahwa sebenarnya  orang luar melihat Indonesia merupakan  pasar yang potensial untuk memasarkan barang haram ini. Tidak jarang para pemasok sudah tertangkap dengan beragam barang bukti yang jumlahnya juga berfariasi.  Juga sudah boleh dibilang tidak sedikit para kurirnya tertangkap dan dipenjarakan bahkan hingga harus dihukum mati.

Mengapa Indonesia menjadi pasar yang potensial adalah pertanyaan yang harus segera dicari upaya untuk mengatasinya. Apakah mereka (para pemasok) itu telah mengetahui bahwa Indonesia akan dan sedang memasuki masa Bonus Demografi, dimana manfaat ekonomi dapat mereka raup melalui penjualan barang tak bergisi itu? Saya rasa benar. Karena orang-orang muda, yang masih dibilang produktif menjadi pasar yang juga boleh dibilang konsumtif. Orang muda menjadi pangsa pasar dan sasaran tembak para bandar dan cukong barang penghilang kesadaran itu. Disebutkan sudah sekitar 75 persen dari seluruh pecandu narkoba di Indonesia adalah pelajar atau dari kalangan usia produktif dan polisi khawatir angka itu bisa meningkat terus di masa mendatang. “Rata-rata pecandu narkoba adalah pelajar dan generasi muda, persentasenya sekitar 75 persen dari total pecandu yang mencapai 4,5 juta jiwa di seluruh Indonesia,” kata Analis Peran Serta Masyarakat Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, AKBP Maria Sorlury di Jakarta, Kamis (9/10) (ucannews.com).

Masa Bonus Demografi bukan hanya manfaat ekonomi yang kita peroleh tantangan yang amat berat juga akan kita alami. Setidaknya saat ini bangsa kita sedang mengalaminya, yakni menjadi salah satu pasar empuk penjualan barang yang bikin kepala geleng-geleng terus itu. Apakah kita akan menangkap para pengedar, itu pasti. Akan tetapi saya rasa sisi lain dapat kita lakukan melalui pendekatan pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak muda kita masing-masing, dari keluarga-keluarga. Saat-saat bersama dengan mereka mustinya ditambah porsinya. Tidak baik dalam waktu yang panjang anak-anak dibiarkan mengisi waktu-waktunya dengan aneka permainan yang kita berikan agar mereka betah. Disaat yang tepat, waktu dan tempat yang tepat, perlu juga orang-orang muda atau anak-anak kita kita marahi, seperti ketika kita melihat anak kita sedang bermain dengan sebilah pisau yang dapat jadi justru membahayakan anak kita sendiri. Hal itu saya rasa sangat tepat dilakukan oleh Bapak dan Ibu, Anda dan saya sesuai peran kita sebagai pendidik dan pengasuh anak-anak kita sejak dini.

Sungguh Masa Bonus Demografi akan menjadi bencana bagi kita jika kita tidak peduli dengan kasus-kasus pengedaran narkoba. Jangan kita pada polisi saja dan menyerahkan urusan itu hanya kepada mereka. Boleh kita percaya, tapi harus tetap waspada, karena kenyataannya dengan tidak sulit kita menemukan contoh kasus bahwa justru oknum polisilah pelakunya. Ya di Batam pernah terjadi kasus itu. Kita yang harus membentengi anak-anak kita mulai saat ini. Jika tidak kita akan sengsara saat kita harus menghabiskan sisa waktu kita di dunia fana ini.

Bacaan rohani, kegiatan fisik yang positif seperti olahraga adalah salah satu sarana yang dapat menjauhkan anak-anak kita setidaknya terhindar dari barang tak berguna itu. Mengapa tidak mereka kita paksa untuk membaca kita suci sampai katam dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu. Atau kita dorong mereka untuk  mempunyai hobi yang sesuai dengan keinginan mereka. Wah saya rasa jika berhasil menggunakan waktu kita untuk mengarahkan orang-orang muda yang adalah masa depan kita, kita akan menikmati manfaat bukan hanya ekonomi tapi lebih dari itu sebagai benar-benar bonus di Masa Bonus Demografi yang akan kita alami hingga tahun 2045. Sebaliknya Masa itu akan sirna karena kita tidak mampu melihatnya sekarang. Selamat bagi Anda yang sudah dapat melihat realita ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun