Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Artikel Utama

Pada Sebuah Malam di Kobe

11 Juli 2015   08:05 Diperbarui: 11 Juli 2015   08:05 1543 1
Pukul 23.30. Di Kobe, jalan-jalan masih ramai. Tipikal kota urban yang hidup 24 jam. Tak ada yang remang disini. Ini kota dengan cahaya yang berpendar terang dari lampu jalanan, dari  warna-warni billboard iklan. Sebuah kota ultramodern yang bangkit setelah pernah luluh lantak oleh gempa maha dahsyat beberapa tahun silam. Kota ini bagi saya  adalah kota yang terus berikhtiar. Manusia-manusianya terus mencari  jalan untuk melawan keterbatasan yang diberikan alam. Mega konstruksi anti gempa, sistem transportasi yang begitu canggih berjalan otomatis dan terkoneksi satu dengan yang lain. Port Island (Rokko Island), pulau yang diuruk di atas laut. Saya kira keberadaannya jauh sebelum orang mengenal the Palm Island di Dubai sana. Di atasnya ada airport, pelabuhan, gedung-gedung megah, apartemen dan universitas. Ini mungkin jawaban, dengan sains dan teknologi manusia selalu punya jawaban, selalu punya harapan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun