Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Menjemput Pelita dalam Gulita

7 Oktober 2016   06:29 Diperbarui: 8 Oktober 2016   00:50 456 2
“Terimakasih Mas,” ucapnya lembut. Entah sudah berapa kali ia menitikkan air mata. Mushaf masih dalam keadaan terbuka di atas meja kayu, beberapa lembar basah oleh tetesan air mata. Bidadari di hadapanku tak mampu menyembunyikan tangis bahagia. Meski masih terbata-bata, aku menyimak alunan huruf demi huruf yang terbaca.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun