Aku yang tak letih memintal lagu dari lorong-lorong suaramu, lirih, perih, jerih berdendang merana. Berseling duka yang merambat pelan, mendayu-dayu laksana bunyi saxophon mengiringi puisiku. Denting piano, dawai gitar menjadi bagian dari resah isi hatiku, turut berirama sesuai cerita dalam sebuah naskah-naskah mantra. Hmm.. Nada itu bercumbu merayu lalu mengharu biru. Sesekali menderu.
KEMBALI KE ARTIKEL