Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Dicari : Ibu Susu

27 Oktober 2008   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 508 0
Merebaknya kasus susu yang tercemar melamin di China rupanya membawa peluang bisnis baru. Menjadi ibu susu (nai ma, nai berarti susu dan ma berarti ibu). Ibu susu adalah seorang wanita disewa perempuan menyusui anak orang lain. Upahnya juga lumayan besar.

Tradisi menyewa ibu susu ini sudah berlangsung selama ribuan tahun di China. Pada zaman dahulu, para wanita bangsawan yang tidak dapat atau tidak mau menyusui anak mereka menyerahkan anak-anak untuk menyusu pada ibu susunya. Biasanya, ibu susu ini adalah wanita miskin atau budak. Tradisi ini tidak hanya terdapat di Asia, tetapi juga di Eropa.

Pada saat pemerintah Komunis berkuasa, tradisi menyewa ibu susu dilarang karena dianggap melanggengkan perbudakan. Belakangan ini, di China menyewa ibu susu merupakan salah satu simbol kemapanan selain memiliki mobil dan rumah mewah.

Kontroversi mengenai ibu susu ini terus berlanjut. Kebanyakan perempuan yang menjadi ibu susu harus meninggalkan bayinya di desa dan pergi ke kota menjadi ibu susu bagi keluarga kaya. Sebagian berpendapat bahwa tradisi ini merupakan perbudakan. Sebagian lagi berpendapat menyewa ibu susu merupakan tindakan yang praktis karena bayi mendapatkan nutrisi dari air susu ibu yang lebih baik dibandingkan dengan susu formula. Selain itu, semakin banyak perempuan kota yang harus meninggalkan bayi demi mengejar karirnya. Serta pendapat bahwa ASI (walaupun bukan ASI ibu sendiri) jauh lebih baik dibandingkan dengan susu kaleng.

Bisnis ibu susu dikelola secara profesional. Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, banyak agen-agen penyalur ibu susu yang menjadi perantara keluarga kaya dengan perempuan miskin di pedesaan. Agen-agen memberikan pelatihan seputar perawatan bayi, cara merawat kesehatan termasuk etika. Belakangan, transaksi antara ibu susu dengan keluarga yang memerlukan jasanya dapat dengan mudah terjadi melalui internet.

Bagi perempuan miskin itu, gaji seorang nai ma sangat menjanjikan. Gaji rata-rata nai ma sebesar 18.000 yuan per bulan atau sekitar Rp 2,4 juta. Lebih tinggi dibandingkan dengan gaji seorang suster bayi biasa yang hanya sebesar 800 yuan (Rp 1,1 juta).

Seorang nai ma harus berbadan sehat, memakan berbagai ramuan-ramuan pelancar asi. Tidak jarang mereka membawa serta bayi kandung mereka ke keluarga yang memerlukan jasanya. Semakin gendut anak kandungnya, diasumsikan bahwa susu si ibu pun berkualitas baik.

Jadi, mau mencari ibu susu ? (untuk bayi lho.........)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun