Y. Nindito A.
Senyumanmu sore itu buat ku tak ada bedanya
dengan dinding-dinding batu di sepanjang koridor itu
Senyumanmu sore itu
ialah yang percantik senja yang baru menjelang
ataupun buatnya hilang
Sebab hari seakan pagi senantiasa
dan tiada lagi pernah ada senja
Senyumanmu ialah peri kecil manis
antar aku ke hadapan altar semesta
hingga ku tersungkur bersyukur di hadirat Tuhan
sebab telah ku dapati kamu, ciptaan terindah-Nya
(Jakarta, April 2008)