Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Nyawa Pak Jokowi Terancam?

16 September 2012   17:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22 8200 28

Kalah itu teramat menyakitkan sehingga kekalahan akan terus diupayakan agar tidak terjadi. Jika seseorang sudah merasa dikalahkan, biasanya dia akan mencari cara-cara lainnya. Cara-cara itu kadang, bahkan sering, berada di luar kewajaran karena lebih didorong oleh nafsu keserakahan demi tercapainya keinginannya. Semata pandangan, keinginan, dan pikirannya adalah terwujudnya ambisi meskipun cara itu berada di luar jalur kenormalan. Dan cara itu teramat berbahaya bagi lawannya. Bisa jadi nyawanya sangat terancam. Dan itu dapat terjadi pada diri Pak Jokowi. Keselamatan Pak Jokowi dapat terancam.

Tadi siang, saya membaca tulisan Pak Prayitno Ramelan yang biasa disapa Pak Pray yang berjudul Antara Sam Bacile, Dubes Chrisopher Steves, dan Cagub Joko Widodo yang di-posting dalam blog pribadinya. Pada intinya, Pak Pray menyoroti penyebab terjadinya pembunuhan Dubes AS untuk Libya kemarin. Dapat disimpulkan bahwa Dubes AS itu terbunuh karena menyelepekan standar pengamanan diplomatik karena ia menganggap bahwa dirinya dekat dengan rakyat dan merasa aman. Tak disangka, justru kondisi itu dimanfaatkan oleh para pembunuh untuk menghabisinya yang hingga sekarang belum diketahui pembunuh yang sebenarnya. Lalu, apa hubungannya dengan Pak Jokowi?

Saya bergidik dengan ungkapan Pak Pray pada paragraf penutup berikut ini:

“Karena itu penulis agak khawatir dengan Mas Jokowi, agak hati-hati menjelang hari pemilihan dan sesudah pemilihan. Jangan membutakan diri dan terlalu percaya diri "blusukan" ke manapun tanpa pengawal. Ada saja orang nekat yang tidak takut Tuhan di Jakarta Mas, judulnya menghalalkan cara. Itu saja sebenarnya inti tulisan panjang lebar dengan 1.635 karakter ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca, syukur kalau dibaca timsesnya Jokowi.”

Tentu kita dapat menangkap maksud tulisan Pak Pray di atas. Berdasarkan penampilan Pak Jokowi-Ahok beberapa jam lalu ketika mengikuti Debat Calon Gubernur DKI putaran terakhir, sangat tampak bahwa kita sudah dapat memerkirakan calon pemenangnya. Berdasarkan analisis sederhana atas penguasaan materi, konsep yang ditawarkan, penjelasan kepada publik dan penampilannya, Pak Jokowi-Ahok memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada DKI putaran kedua ini.

Dengan potensi kemenangan itu, mestinya aparat keamanan dan Tim Sukses Jokowi Ahok segera merapatkan barisan dan membentuk barikade pengamanan untuknya. Ini mengingat bahwa Jakarta dikenal sebagai kota nan buas. Bahkan, Pak Pray menyebut Kota Jakarta dengan sebutan Kota Rahwana. Pak Pray mengartikan ungkapan ini sebagai kota yang keras dan sering kejam bagi yang lemah, kadang tricky dan tanpa belas kasihan. Kasus bacok, rampok, rampas, tipu, kepruk, perkosa dalam angkot, dan bunuh kita bisa baca di media, terjadi saja di Jakarta. Kelompok premannya nekat, di RS tentarapun mereka berani saling bunuh. Mengerikan, bukan?

Kini, mestinya Pak Jokowi dan Tim Suksesnya tinggal menguatkan barisan dan keamanan diri. Hendaknya tidak menyepelekan keamanan meskipun lingkungan "seakan-akan" memberikan keamanan. Kemana pun pergi, hendaknya Pak Jokowi menggunakan standar keamanan minimal. Setiap calon gubernur dan wakilnya sudah diberi fasilitas keamanan oleh aparat. Oleh karena itu, setidak-tidaknya Pak Jokowi dapat mengandalkan bodyguard tersebut. Jika masih dirasa kurang, Pak Jokowi dapat meminta bantuan kepada pihak-pihak lain. Jika langkah-langkah itu telah ditempuh, setidak-tidaknya kekhawatiran Pak Pray yang memang sudah berpengalaman di bidang intelejen dapat dicegah. Kepada Pak Jokowi, mohon Bapak menjaga keamanan dan keselamatan diri. Kini, warga Jakarta tampak mulai menunggu kiprah dan kinerjamu!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun