Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Jokowi Jualan Buku

3 September 2012   17:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57 1748 18

Berbincang tentang calon gubernur ini memang tiada habisnya. Tidak hanya disebabkan sikapnya yang njawani, tetapi juga tentang kesederhanaannya. Hidup sebagai pengusaha yang bergelimang harta serta jabatannya sebagai Walikota Solo tidak lantas membuatnya sombong. Justru kekayaannya diumbar seraya berbagi kepada masyarakat awam yang memerlukannya. Sejak menjadi Walikota Solo, konon beliau belum pernah mengambil dan atau menggunakan gajinya. Dengar-dengar, gajinya diserahkan kepada panti asuhan atau lembaga sosial. Benar-benar beliau adalah suri tauladan yang baik.

Setelah menghentakkan dunia Pilkada DKI melalui kemenangannya pada putaran pertama, kini Jokowi sering menjadi bulan-bulanan media. Bukan bulan-bulanan karena keburukannya, melainkan beragam prestasi yang diraihnya. Sikapnya yang sangat ramah kepada awak media benar-benar mengena di hati para kuli berita. Nyaris kita belum menemukan berita-berita buruk tentangnya. Jika toh diberitakan buruk, sontak berita lain meng-counter attack secara otomatis. Maka, praktis beliau dikenal sebagai Calon Gubernur DKI yang diidam-idamkan khalayak.

Dengan baju khas kotak-kotaknya, Jokowi berusaha membangun image. Ketika ditanya tentang kesederhanaan tentang baju kotak-kotak, Jokowi berujar ringan, “Saya ingin mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui kegiatan ekonomi bidang konveksi. Berapa banyak orang akan tertolong dengan pengembangan baju kotak-kotak. Sejak penyedia bahan, pendesain, penjahit, dan penjual, semua akan diuntungkan.” Dan itu terbukti. Baju kotak-kotaknya begitu membumi di seantero nusantara. Dalam waktu sekejab, berkioli-koli baju kotak-kotak terdistribusi ke seluruh penjuru nusantara. Luar biasa....!!!

Berhasil membangun image melalui baju kotak-kotak, Jokowi membangun image baru melalui boneka. Berpasangan dengan Ahok, boneka pasangan Calon Gubernur DKI ini laris manis di pasaran. Menurut kabar yang tersiar, Jokowi-Ahok terpaksa berjualan boneka karena pasangan itu tak mampu mencukupi pembiayaan kampanyenya. Dengan berjualan boneka, pasangan itu berharap meraih keuntungan untuk menyuplai biaya. Dan itu pun terbukti lagi. Semua pihak yang mendukung terciptanya boneka meraup keuntungan. Lagi-lagi UKM diuntungkan.

Tak hanya baju kotak-kotak dan boneka, kini Jokowi berjualan buku. Malam ini, saya mendapat link dari Kompas.com bahwa kiprah perjalanan Jokowi dibukukan. Judul bukunya sederhana, Jokowi (Politik Tanpa Pencitraan). Buku ini ditulis oleh Ajianto Dwi Nugroho. Mari kita simak sinopsis singkat buku tersebut.

Sudah saatnya kita meninggalkan politik yang penuh pencitraan dan poling survei bayaran yang membuat transisi demokrasi kita menjadi mahal serta dibajak oleh para elite instan dengan politik uang. Politik adalah seni memperebutkan dan berbagi kekuasaan untuk kepentingan publik. Wajar bila kita mendapatkan pemimpin yang menjalankan politik dengan sehat, hemat, dan bermartabat. Politisi yang baik dipilih karena prestasi dan reputasinya yang jujur serta bersih, bukan politisi yang mendapatkan jabatan publik dengan cara membeli suara.

Jokowi adalah salah satu politisi yang tampil apa adanya. Modalnya adalah prestasi dan reputasi yang diakui oleh banyak kalangan. Dia mempunyai political brand yang unik dan tiada banding. Setiap orang sesungguhnya memiliki keunikan pribadi dan karakter yang khas masing-masing sehingga setiap orang, baik politisi maupun bukan, sejatinya dapat membangun political brand-nya sendiri tanpa dipoles oleh pencitraan yang palsu. Buku ini menjadi penting dibaca oleh setiap orang yang ingin menjadi dirinya sendiri dengan menyimak sosok Jokowi.

Bergidik saya membaca resensi buku tersebut. Bahkan, saya semakin dibuat kagum karena buku ini mendapat endorsement dari tiga tokoh dari profesi yang berbeda. Perhatikan endorsemen mereka berikut ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun