Ketika masih duduk di bangku SD, saya pernah mengenal seorang gadis, sebut saja Endang. Menurutku, Endang adalah gadis tercantik di kelasku. Oleh karena itu, saya harus bersaing mendapatkan “cintanya”. Kebetulan banyak temanku juga tertarik kepadanya. Akhirnya, terjadilah persaingan di antara kami. Ada yang mengandalkan kepandaiannya bermain bola, lari, atau wajah ganteng. Karena wajahku culun alias teramat lucu, saya tidak mungkin bersaing dengan modal seperti mereka. Satu-satunya modalku adalah otak. Kebetulan saya diberi otak yang lumayan encer karena selalu nangkring di ranking 1 atau 2 setiap tahunnya. Dan Endang sepertinya memang tertarik kepadaku. Bagiku, Endang adalah cewek tercantik yang pernah kumiliki.