Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tak Rugi Jadi Nasabah 20 Tahun Bank Ini

4 Desember 2011   07:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 379 0
[caption id="attachment_153574" align="aligncenter" width="640" caption="Saya mengenalkan kompasiana.com kepada masyarakat Solo."][/caption]

Saya mengenal bank ini sejak 1991 ketika masih kuliah di IKIP Yogyakarta. Pada waktu itu, pembayaran SPP mesti menggunakan bank tersebut yang membuka kantor kas di kampus. Jadi, saya mesti membiasakan diri dengan bank. Oleh karena itu, saya pun memiliki rekening di bank tersebut meskipun jarang menyimpan uang di sana. Boro-boro menyimpan uang, untuk makan rutin saja, saya sering kehabisan uang. Dan terpaksa pula saya menjadi pengasong: Meneladani Arogansi Ayahku. Tak lain bank itu adalah BNI.

Usai kuliah di Yogyakarta 1997, saya pulang kampung. Kebetulan saya adalah anak bungsu alias ragil. Jadi, orang tua menghendakiku agar membantu orang tua di rumah. Dengan terpaksa, saya meninggalkan kemapanan di Yogyakarta. Saya ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tua sehingga saya ikhlas melepaskan semua kesuksesan yang saya miliki selama kuliah.

Di Solo, saya melanjutkan profesiku sebagai pengajar. Saya menjadi tentor di bimbingan belajar ternama. Alhamdulillah, saya dipercaya menjadi instruktur nasional sehingga memiliki jam terbang lumayan padat. Dengan demikian, honor mengajarku pun bertambah banyak dari hari ke hari. Karena honor yang dibayarkan pengelola bimbel lumayan besar, setiap tentor diminta membuka rekening. Lagi-lagi, saya membuka rekening di BNI Solo hingga sekarang.

Pada tahun 2007, saya menekuni profesi baru. Saya menjadi penulis modul dan buku. Sungguh teramat kebetulan, saya mendapat honor yang lumayan banyak dari aktivitasku sebagai penulis. Karena sering mendapat honor yang lumayan besar, saya pun membuka rekening bank. Lagi-lagi, saya memilih BNI. Hingga sekarang, rekening itu masih aktif menerima kiriman dan mengirim pembayaran.

Awal bulan November 2011, saya mendaftarkan Ongkos Naik Haji (ONH) bersama istri. Sebagai dana awal, saya diminta untuk membuka rekening dengan jumlah saldo minimal 25 juta plus biaya rekening. Dengan demikian, saya menyetor uang Rp 51 juta untukku dan istriku. Lagi-lagi, saya memilih BNI karena saya tinggal men-debet saldoku. Entahlah, saya kok begitu tertarik dan jatuh cinta dengan BNI.

----

Hari ini (Minggu, 4 Desember 2011), saya menghadiri Solo Cyber Day di Jalan Slamet Riyadi Solo. Acara ini dihadiri oleh Walikota Solo, Pak Joko Widodo. Sejak jam 06.00, sepanjang jalan dipenuhi oleh pejalan kaki. Tepat di depan Grha Wisata Solo, ribuan orang mem-browsing internet secara bersama-sama. Kegiatan itu memang bertujuan untuk mengenalkan internet sehat kepada khalayak, khususnya masyakarat Kota Solo.

Oleh teman-teman kompasianer Solo, saya diminta untuk mewakili komunitas. Pada kesempatan itulah, saya mengenalkan kompasiana sebagai media sosial. Semua orang boleh menggunakan kompasiana dan menjadi penulis di sana. Diharapkan masyarakat agar berkenan untuk menjadi kompasianer karena itu akan memberikan banyak manfaat baginya. Hal itu perlu disampaikan karena saya sudah merasakan dan mendapatkan banyak bukti.

Usai memperesentasikan kompasiana.com kepada masyarakat Solo, saya mengajak teman-teman untuk makan siang. Oleh Mbak Niken, saya dikenalkan sebuah warung solo ayam kampung. Sekitar lima belas kompasianer ikut menikmati soto ayam yang memang lumayan nikmat. Perut kenyang dan hati pun senang.

Tiba-tiba, saya teringat kejadian tadi pagi sebelum berangkat ke Solo. Dua temanku mencegatku dan minta bantuan uang. Keduanya memerlukan uang untuk kepentingan yang menurutnya sangat penting dan mendesak. Dengan senang hati pula, saya membantunya. Tanpa berpikir panjang, saya pun bergegas berangkat ke Solo karena Mbak Niken memberitahukan bahwa Pak Jokowi akan melintasi stan kompasiana.

Mungkin keasyikan mengikuti acara itulah, saya tidak menduga bahwa isi kantongku tinggal sedikit. Di dompetku tinggal beberapa lembar. Maka, Tante Paku dan Mbak Niken akan membantuku. Namun, Alhamdulillah, ternyata semua biaya makan siang itu dapat tercukupi dengan sisa uang di dompetku. Saya senang dan kami pun pulang.

Isi dompet nyaris habis. Maka, saya pun berpikiran untuk mengambil uang ke ATM BNI. Hal ini disebabkan keinginanku untuk membelikan oleh-oleh buat keluarga. Biasanya hari Minggu adalah waktu bersenang-senang dengan mereka. Khusus hari ini, saya bersenang-senang dengan kompasianer Kota Solo. Saya pun meluncur ke ATM BNI Nusukan Solo yang terletak di sebelah barat Pasar Nusukan Solo. Hujan deras mengguyur Kota Solo siang ini.

Begitu sampai di depan ATM BNI, dua orang terlihat di lokasi ATM. Seorang petugas parker dan seorang Satpam BNI. Bergegas saya berlari di tengah guyuran hujan menuju ATM. Begitu selesai transaksi, saya pun keluar ATM. Tiba-tiba, Pak Satpam BNI sudah berdiri di depan ATM. Pak Satpam itu langsung menyodorkan sebuah payung besar untukku.

Bangga, senang, dan teramat berkesan. Sungguh saya kagum dengan layanan BNI. Meskipun hari Minggu dan sedang libur, Pak Satpam BNI itu begitu berbaik hati kepada nasabah. Maka, saya pun berkesimpulan bahwa saya tidak salah pilih memilih BNI sebagai bank favoritku. Dua puluh tahun menjadi nasabahnya dan saya mendapatkan layanan prima. Terima kasih, BNI-ku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun