Akhir-akhir ini, saya sering mendapat SMS, pesan, dan email. Keduanya berisi keinginan para sahabat agar saya berbagi tips menulis buku. Sebenarnya, saya sudah menulis beberapa artikel di media cetak dan kompasiana tentang menulis buku. Namun, agaknya itu belum memuaskan hati teman-teman. Oleh karena itu, saya akan menuruti keinginan sahabat tercinta.
Menulis buku dapat didahului oleh membaca pangsa pasar. Jenis buku apa yang dibutuhkan para pembaca? Caranya, perhatikan buku-buku best seller. Indikator itu dapat Anda gunakan.
Selanjutnya, rumuskanlah mind set atau kerangka pikir. Rumuskanlah kerangka buku. Sebagai pembanding, perhatikan mind set naskah buku saya berjudul Menjadi Cerpenis. Buku saya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir. Bagian awal berisi judul, dedikasi, prakata, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian isi berisi mengenal cerpen, mengarang cerpen, unsure pembangun cerpen, majas, membangun konflik, tips mengarang cerpen, lomba mengarang cerpen, dan cerpen-cerpen berkualitas. Bagian akhir berisi daftar pustaka, glosarium, indeks, deskripsi singkat buku, dan biografi penulis.
Jika mind set telah tersusun, carilah bahan atau referensi berdasarkan bagian di atas. Pilah-pilah bahan itu menjadi folder atau file tersendiri. Namailah setiap file itu agar mudah dicari.
Jika 50% bahan sudah terkumpul, silakan naskah buku mulai ditulis. Anda dapat memulainya dari bagian yang Anda anggap mudah. Namun, perhatikan peruntukan naskah buku Anda itu. Sesuaikanlah dengan tingkat kebahasaan pembaca. Rerata kegagalan disebabkan ketidaksesuaian bahasa dengan pembaca.
Teruslah menulis dengan tekun. Ingat, menjadi penulis hanya bermodal tekun. Punyailah semangat: 1 hari 1 halaman. Itu berarti 1 bulan = 30 halaman. Jika itu dipandang belum cukup, naikkan frekuensi target 1 hari 2 halaman. Itu berarti 1 bulan = 60 halaman. Maka, selesailah naskah buku Anda. Selamat…..!
Jika naskah sudah terselesaikan, cetaklah dalam bentuk print out. Cobalah Anda baca secara berulang. Suntinglah buku Anda dengan kemampuan bahasa Anda. Gunakan pensil atau bolpoin merah untuk menandai bagian yang salah. Maka, diperolehlah naskah buku berkualitas. Setidaknya, itu menurut Anda. Selamat……!
Cetak lagi naskah hasil suntingan itu. Cobalah Anda meminta rekan atau sahabat lain untuk membaca naskah buku Anda itu. Terimalah semua kritikan dengan sikap reseptif dan positif. Lalu, salinlah atau copy-lah file Anda untuk membedakan hasil suntingan teman dengan suntingan Anda. Perbaikilah naskah Anda berdasarkan kritikan teman. Wah, Anda sudah mempunyai calon pembaca. Selamat……!
Kini, naskah buku berkualitas sudah berada di tangan Anda. Cobalah Anda bersosialisasi dengan penerbit. Carilah informasi alamat penerbit di mbah Google. Ketik saja IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Lalu, hubungi penerbit. Sampaikan bahwa Anda mempunyai naskah buku yang sangat baik. Pamerkan keistimewaan naskah buku Anda. Terangkan kelebihan-kelebihannya. Usahakan agar penerbit langsung percaya. Biasanya, penerbit akan langsung menghubungi Anda. Wah, selamat ya….!
Jika penerbit sudah menghubungi Anda, silakan Anda bernegosiasi. Ingat, berikanlah naskah buku berbentuk hardcopy.Hendaknya dijaga softcopy naskah buku Anda. Berikanlah hanya print out-nya dahulu.
Jika naskah sudah lolos kualifikasi, biasanya penerbit akan mengajukan dua opsi atau pilihan: beli putus atau royalty. Beli putus berarti hak ekonomi dan cipta telah berpindah tangan dengan harga kesepakatan. Namun, nama Anda tetap tertulis dalam buku itu. Royalty berarti buku Anda akan dibayar berdasarkan laporan penjualan. Semoga laris dan jadi best seller. Nah, kini Anda sudah menjadi penulis buku. Ingat, keberhasilan Anda karena bantuan banyak pihak. Karena itu, jangan lupa untuk berbagi dengan sesama. Terlebih, berbagi dengan penulis artikel ini. He…he…he…..! (www.gurumenulisbuku.blogspot.com)