Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Merambah Tradisi: Eksplorasi Budaya, Sejarah dan Keunikan Desa Cirendeu yang Mempantangkan Nasi

7 Maret 2024   23:31 Diperbarui: 7 Maret 2024   23:34 136 0
         Di Kota Cimahi, terdapat sebuah kampung yang dikenal masih memegang teguh kelestarian tradisi dan budaya dari nenek moyang. Desa adat Cirendeu terdiri dari dua suku kata yaitu "ci" dan "rendeu", ci yang berarti desa yang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun sedangkan rendeu adalah jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di daerah tersebut atau pohon untuk obat herbal.  Alasan diberikan nama desa Cirendeu dikarenakan banyaknya jenis tumbuhan atau pohon rendeu sehingga nama desa tersebut dinamakan oleh desa Cirendeu. Menurut sesepuh yang berada di kampung adat ini. Keberadaan desa Cirendeu sendiri sudah ada sejak tahun 1917-an, bahkan sebelum Kota Cimahi ada. Kebanyakan masyarakat di desa Cirendeu memegang teguh kepercayaan yang dinamakan Sunda wiwitan. Ajaran kepercayaan ini dipercaya dari nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun dan masih dilestarikan hingga sekarang. Masyarakat Cirendeu tidak memakan nasi tetapi memakan makanan rasi yaitu nasi singkong, hal ini dikarenakan nenek moyang mereka telah mengambil sumpah bahwasanya mereka tidak akan memakan nasi lagi dan sumpah tersebut masih dijaga/dilestarikan oleh cucu dan penerus mereka hingga sekarang. Konon katanya nenek moyang mereka bersumpah untuk tidak makan nasi dikarenakan bentuk perlawanan kepada penjajahan Belanda yang dimana Belanda memaksa untuk membayar upeti berupa beras dan hasil panen masyarakat tersebut sehingga mereka melakukan perlawanan kepada penjajahan bangsa Belanda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun