Kita yakin dan percaya bahwa Yesus, Tuhan kita, akan senantiasa dan setiap saat menolong umat manusia. Namun sungguh ironis bahwa banyak manusia ternyata seringkali tidak menyadari adanya PERTOLONGAN TUHAN terjadi atas diri mereka, yang mereka kemudian abaikan dan membiarkannya berlalu begitu saja.
BAGAIMANA CARA YESUS MENOLONG MANUSIA?
Yesus senantiasa menolong umat manusia melalui orang-orang lain, peristiwa-peristiwa atau peluang-peluang yang terjadi atas diri manusia itu, yang mungkin tampak hanya sebagai suatu kebetulan atau terjadi sekilas bagaikan angin lalu belaka. Namun ternyata banyak manusia yang tidak menanggapi atau bahkan cuek terhadap segala peluang atau peristiwa yang muncul di dalam kehidupan mereka, dan tidak menyadari bahwa kejadian itu adalah sebenarnya suatu PERTOLONGAN TUHAN.
Tentu banyak yang pasti pernah mendengar cerita perumpamaan tentang seseorang yang menolak semua pertolongan yang ditawarkan oleh orang-orang ketika ia sedang berada di rumah yang sedang mengalami kebanjiran karena ia sudah berdoa mohon pertolongan Yesus dan yakin bahwa Yesus sendiri nanti akan datang menolong dia. Dan di saat ia akhirnya mati tenggelam dan mengajukan protes kepada Yesus di alam baka sana mengapa ia tidak ditolong ketika mengalami kebanjiran, Yesus berkata: "Bukankah Aku sudah tiga kali mengirim pertolongan kepadamu, namun engkau menolaknya, bukan?"
Tuhan Yesus memang tidak akan memberikan pertolongan dengan secara pribadi mendatangi orang yang akan ditolong. Tuhan Yesus punya kuasa untuk menggerakkan manusia dan alam. Manusia harus mampu menyikapi segala peristiwa serta peluang yang terjadi dalam hidupnya dengan cerdas, karena di balik segala peristiwa dan peluang itu pasti tersembunyi suatu PERTOLONGAN TUHAN.
Kita sudah tahu bahwa Iblis atau Setan juga senantiasa mengintai untuk menjatuhkan manusia dengan menyamar diri seolah-olah memberi pertolongan, padahal Iblis itu sedang selalu mencelakakan manusia. Dengan demikian maka kita harus waspada dan selalu berhati-hati. Suatu peristiwa atau suatu peluang bisa merupakan PERTOLONGAN TUHAN, tetapi bisa juga merupakan JEBAKAN SETAN.
Perlu diketahui bahwa Setan sebenarnya tidak mampu menguasai PIKIRAN manusia. Mereka hanya mampu menguasai EMOSIÂ manusia. Maka lewat EMOSI, Setan senantiasa menggoda manusia agar perasaan manusia disenangkan dengan menerima sesuatu yang dianggapnya sebagai suatu pemberian Tuhan. Padahal Setan sedang menjebak manusia untuk masuk dalam JEBAKANÂ SETAN. Ini bisa terjadi karena kebanyakan manusia sudah SALAH KAPRAH yaitu menganggap EMOSI sebagai SUARAÂ HATi alias SUARA TUHAN.
Sebenarnya manusia tidak akan bisa terjebak apabila manusia menanggapi segala peristiwa dan peluang dengan SUARA HATI yang benar yaitu BERPIKIR DENGAN MENGGUNAKAN AKAL SEHAT.
CONTOH:
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam keuangan, berdoa dengan EMOSI, memohon PERTOLONGANÂ TUHAN. Karena didoakan dengan EMOSI maka bukan Tuhan melainkan Setanlah yang mendengar doa ini. Melalui seorang penipu, dengan perantaraan WA, Setan mengirim info kepada orang ini bahwa berdasarkan undian, nomor HP orang ini telah berhasil memenangkan hadiah utama sebesar 100 juta rupiah yang diberikan oleh suatu perusahaan tertentu. Untuk mengambil uang tsb, orang ini diminta mengirim norek serta uang sebesar 1 juta untuk keperluan administrasi ke norek tertentu. Karena mengira bahwa Tuhan telah mengabulkan doanya, orang ini menjalankan perintah dengan rasa senang akan terima uang, namun kemudian barulah ia sadar bahwa ia telah tertipu. Ia telah masuk dalam JEBAKANÂ SETAN.
Jika peristiwa di atas ditanggapi dengan BERPIKIRÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT, maka akan terlihat dengan jelas penipuannya. Untuk keuntungan apa, ada suatu perusahaan yang seperti Sinterklaas bagi-bagi uang ke sebarang orang? Lalu jika mau beri uang 100 juta, kenapa yang akan terima uang itu harus kirim dulu 1 juta? Dengan BERPIKIRÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT yaitu SUARAÂ HATI yang benar, segala kebohongan akan dengan mudah bisa terungkap.
Mungkin karena banyak manusia yang oleh berbagai macam HOAXÂ di mass media, twitter, face book, wa dll. telah tertipu atau kemungkinan bisa tertipu dan masuk dalam JEBAKANÂ SETAN, kini nampaknya banyak manusia yang membentengi diri secara berkelebihan. Ketika melalui media menerima suatu tawaran atau suatu peluang yang tampaknya akan menguntungkan, kebanyakan manusia dewasa ini sudah curiga, berpikir negatif karena dikuasai oleh emosi ketakutan, langsung tutup pintu, langsung menolak tanpa terlebih dahulu disimak. Tanpa terlebih dahulu dipelajari dengan logika. Dengan cara begini berarti mereka, demi menjaga jangan sampai masuk dalam JEBAKANÂ SETAN mereka juga sudah menolak dan melarang PERTOLONGANÂ TUHAN untuk mampir.
Orang bijak akan membiarkan segala peristiwa dan peluang datang menghampirinya, menyimaknya dengan BERPIKIRÂ MENGGUNAKAN AKALÂ SEHAT yaitu mendengarkan SUARA TUHANÂ sehingga ia akan mengetahui apakah yang menghampiri itu PERTOLONGANÂ TUHAN atau JEBAKANÂ SETAN.
Orang bebal akan demi keamanan diri, membuat benteng, menutup diri, menolak segala peristiwa dan peluang datang menghampiri sehingga ia memang aman dan tak akan masuk dalam JEBAKANÂ SETANÂ namun ia pun tak akan pernah bisa menerima PERTOLONGANÂ TUHAN.
SUATU PERSAMAAN DENGAN MASA PANDEMI:
Orang bijak tetap beraktivitas dengan secara ketat menjaga Protokol Kesehatan.
Orang bebal terus menerus Isoman dengan melarang siapa pun untuk boleh datang.
Gara-gara takut didatangi Setan, lalu tutup pintu sehingga Tuhan pun ditolak untuk bisa datang.
Apakah ini tindakan yang pantas dilakukan oleh anak Tuhan?
Johan Suwignjo