Satu pilihan yang kita ambil itu disesuaikan dengan kondisi logis di mana kita memerlukannya. Untuk lampu listrik, misalnya, jika pagi hari sudah tiba, kita menekan sakelar ke posisi OFF, dan sebaliknya, ke posisi ON hanya ketika kita memerlukan penerangan dengan lampu listrik yang terhubungkan ke sakelar itu.
Peranti yang sangat sederhana ini menunjukkan dengan jelas kapan waktunya kita "terhubungkan" dan kapan pula "tidak terhubungkan." Memaksakan agar kedua keadaan ini berlaku sekaligus adalah perbuatan yang sia-sia, namun ada saja orang yang melakukannya, menembus batas yang tidak perlu.
Secara psikologis, ketidaknalaran ini terkait dengan:
1. Keserakahan.
2. Hilangnya sisi kemanusiaan, atau setidaknya kepedulian akan kesusahan yang menimpa orang lain. Untuk ulasan yang lebih rinci tentang hal ini, lihat artikel saya: Mirsani lan Eling (Lihat dan Ingat) di Tengah Pandemi, dan: Hikmah Ramadan: Rehumanisasi Mulai dari Diri Sendiri.
Ketidaknalaran ini bisa dicegah dengan menjalani hidup yang JJC (Jujur, Jelas, dan Cepat), lihat artikel saya: Mencapai Target Hidup: JJC Prasyaratnya.