Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Buku Kesayanganku Saat Masih Anak-anak yang Bukan Berbentuk Buku

18 Mei 2021   22:53 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:30 415 3
Wak Uteh.

Ke mana arah cerita artikel ini?

Kalau bukan berbentuk buku, lalu apa? Lagu.
Apa manfaatnya bisa disamakan dengan buku? Bisa.
Lagu apa dan siapakah itu? Lagunya ada 3, semuanya gubahan wak Uteh.
Kenapa 3, dan siapa wak Uteh itu?

Wak Uteh adalah seniman (dan menurut saya juga pendidik) dari kampungku, Tanjungbalai Asahan.

Kenapa namanya wak Uteh? Nama aslinya adalah Djalaut Agustinus Hutabarat alias Djalaut HB, dan makna uteh itu bisa kita pelajari dari lagu wak Uteh sendiri, judulnya Tutur Melayu, tidak ada dalam buku pelajaran mana pun, sbb:

Tutur melayu sangat indahnya,
dalam menyapa punya etika dan berbudaya
Adat melayu sangat kayanya,
dalam bertutur sudah di atur oleh leluhur.

Tak akan hilang ditelan zaman
Tak akan lapuk disiram hujan
Lestarilah budayaku sepanjang zaman
Lestarinya budayaku sepanjang masa

Anak pertama: Ulong
Anak kedua: Ongah
Anak ketiga: Alang
Anak keempat: Uteh
Anak kelima: Iyong
Anak keenam: Anggah
Anak ketujuh: Anggak
Anak seterusnya: Busu Ucu
dst.

Tak terhitung lagi banyaknya lagu yang sudah diciptakan oleh wak Uteh yang sekarang bisa dilacak secara daring.

Itu pembelajaran pertama dari lagu (baca: buku) karya wak Uteh.

Pembelajaran selanjutnya dari 3 lagu yang saya sebutkan di atas, judulnya: Cak Cak Umpan, Yalah Molek, dan Silalaule Silalaukong. Sekarang kombinasi lagu ini juga sangat variatif dan saya sajikan kutipan parsialnya (saya Indonesiakan dari dialek Tanjungbalai):
1. Cak Cak Umpan
Cak cak umpan anak elang bidadari
Habis kau umpan larikan ke tepi
Unggek-unggek batang, cendawan kalimemer
Bila kakek datang membawa tali leher (dasi)
Buat apa tali leher?
Mengikat si kuda belang.
Buat apa si kuda belang?
Mainan anakku sayang.
(Maaf wak Uteh, saya permanis menjadi "Mainan cucuku sayang").

2. Yalah Molek
Yalah molek ya molek yalah sayang
Yalah molek ya molek yalah sayang
Belum dicolek ya colek sudah meradang
Belum dicolek ya colek sudah meradang

Angin berhembus berhembus layar terkembang
Angin berhembus berhembus layar terkembang
Sampan melonjak melonjak main gelombang
Sampan melonjak melonjak main gelombang

Sedikit tidak ya tidak merasa bimbang
Sedikit tidak ya tidak merasa bimbang
Tugas nelayan nelayan dalam berjuang
Tugas nelayan nelayan dalam berjuang

3. Silalaule Silalaukong
Silalaule silalaukong, anak kecil hendak digendong
Ambil duit seringgit potong, hendak membeli kain penggendong.

Semasa saya masih berada di SD, di sekolah kami pernah diadakan kontes untuk anak-anak yang menyanyikan 3 lagu ini, dan sampai dewasa pun, setiap kali saya ke Medan dan bertemu sahabat saya yang mahir bermain gitar, kami selalu meluangkan waktu untuk menyanyikannya.

Ini jelas berbeda dengan buku SD yang dipelajari di SD, dst, karena selain bisa mengingat maknanya, kami pun tidak pernah tidak asyik dengan alunan irama lagunya. Itulah kehebatan "buku" karya wak Uteh.

Terlalu luas cakupan pembelajaran yang bisa saya petik dari lagu-lagu ini, jadi saya ringkaskan saja sbb:
1. Apresiasi pantun dan tatakrama.
2. Menghargai jasa orangtua dan selalu hormat, patuh, dan berbakti kepada mereka.
3. Menghargai jasa para nelayan yang telah bersusah payah menyediakan hasil laut yang kita santap.
4. Tidak berfokus pada kesusahan hidup, tapi selalu mencari cara untuk menerima keadaan, dan yang paling penting, berserah kepada Sang Pencipta.

Salam penuh hormat saya kepada wak Uteh, yang telah menghasilkan begitu banyak orang terpelajar dan tercerahkan, yang bukan ditandai dengan ijazah yang mereka miliki, dan bukan pula melalui buku-buku.

Jonggol, 18 Mei 2021

Johan Japardi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun