Baru tadi pagi (pukul 4.10) saya berbagi berita tentang situasi para pedagang buku di Medan: Beli Buku di Titi Gantung: Sebuah Nostalgia, sekarang saya baru kembali ke rumah setelah mengunjungi pak Amril yang rumahnya berjarak kurang dari 10 menit berjalan kaki dari tempat saya. Pak Amril sedang tidur siang dan saya ngobrol sebentar dengan bu Amril. Pak Amril dan bu Amril adalah pedagang buku bekas di salah sebuah cluster di Perumahan Citra Indah City, Jonggol.
Saya akan berbagi kisah mereka dengan 2 pedagang buku lainnya dalam artikel ini.
1. Pak Amril dan Bu Amril
Saya mengenal pak Amril sejak saya pindah ke Jonggol hampir 3 tahun yang lalu. Beliau adalah seorang pedagang kawakan yang sudah lama menekuni bidang perbukuan sejak masih di Lapangan Banteng, dan beliau bersahabat dengan pak Jose Rizal Manua dan sama-sama berasal dari Sumatera Barat.
Di rumah mereka pak Amril dan bu Amril mengelola sebuah toko buku bekas yang mereka beri nama Indonesia Membaca. Pak Amril adalah seorang di antara segelintir pedagang buku yang benar-benar menjiwai profesinya, paham tentang seluk-beluk buku dan tahu persis di mana letak sebuah buku tertentu karangan seorang pengarang tertentu, di antara puluhan ribu buku di toko beliau, sehingga memudahkan saya setiap kali saya hendak membeli buku.
Catatan:
1. Pak Amril pernah menawarkan saya semua buku di toko beliau dengan harga borongan Rp. 10.000 per buku, wah, ratusan juta Rupiah.
2. Berhubung karena tadi pak Amril sedang tidur, tadinya saya berencana akan menayangkan foto beliau pascatayang artikel ini, namun beberapa menit yang lalu saya menerima foto beliau via WA dari bu Amril.