Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tak Adil

4 Februari 2011   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 48 1
Parjo berjalan menyusuri trotoar. mencari sosok sosok yang di kenalnya. terus melangkah mencari sebuah asa. tak lelah kaki menuju sebuah harapan. demi pendamping titipan Tuhan. langkahnya gontai, tapi di dalam ingatanya tajam menghafal. kencang mobil buatan jepang membuat anganya meloncat tergagap mengutuk. '' jancok jaran kon iku! matamu iku mbok dokok dengkul ta!!'' umpatan parjo hanya berbalas raungan penuh kecepatan, di selingi tawa tiga abg yang duduk di bawah akasia. kembali parjo mengukur jalan, langkahnya sekarang berpindah di jalanan. bukan di trotoar. walau hatinya ragu, takut ada kereta jepang mendorongnya dari belakang. namun sudah tak ada jalan. trotoar berganti menjadi ruang penjaja makanan dan minuman.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun