Setelah membaca artikel dari Marvin Harris ini, ingin rasanya saya pergi ke India dan mencari apakah ada warung makan yang menjual daging sapi sebagai menu utamanya. Masyarakat hindu di India memang menganggap sapi sebagai binatang suci dan disakralkan. Pemahaman masyarakat India ini salah satunya juga dipengaruhi oleh Mahatma Gandhi yang berkampanye sebagai bentuk perlawanan terhadap Inggris dan Islam dengan program perlindungan sapi.
Dalam artikelnya ini, Harris mencoba menjelaskan secara pragmatis alasan masyarakat India mensakralkan sapi. Menurutnya, hal tersebut lebih kepada faktor ekonomi dan ekologi. Sapi di India sangat berjasa bagi kelangsungan hidup manusia dari bermacam perannya. Sapi betina misalnya, sangat diperlukan untuk dalam menghasilkan susu. Kemudian sapi jantan sangat dibutuhkan tenaganya untuk transportasi mengangkut barang. Kotoran sapi juga bermanfaat sebagai bahan bakar di India untuk memasak. Beberapa alasan tersebut menunjukkan nilai ekonomis yang dimiliki oleh sapi bagi masyarakat India. Sapi juga bukan merupakan binatang perusak yang mengganggu ekologi manusia. Jadi tidak masalah jika sapi berkembang baik di India.
Namun saya masih berpikir, apakah penjelasan dari Marvin Harris itulah yang juga dipercaya oleh masyarakat India. Marvin Harris melihat kasus ini tentu sebagai orang luar yang tidak secara langsung mengalami permasalahan ini. Saya rasa orang – orang India masih menganggap sapi sebagai binatang suci yang disakralkan diluar perannya dalam membantu ekonomi masyarakat India. Disini agama memang menjadi kekuatan yang mampu mempengaruhi pengikutnya. Pertanyaan saya, apakah agama selalu memiliki sisi rasional yang dapat menjelaskan segala fenomena yang dialami oleh manusia? Atau apakah pemikiran manusia sendiri yang semakin berkembang dan mampu merasionalkan agama?