Sedih dan kenapa aku harus bersedih ? karena aku masih mempunyai harapan yang ingin kuwujudkan bersama yaitu suatu PERBEDAAN yang seharusnya menjadi INDAH.
Kubuka pintu rumahku menyambut sinar matahari pagi masuk kedalam rumahku. Hmm.. waktu yang pas sekali untuk bercocok tanam, gumanku. Terdengar suara anak - anak bermain berlarian dan kudengar salah satu anak berbicara keras kepada si A (saya sebut saja A ), katanya : " kamu orang kristen wek..wek..aku ga mau main sama orang kristen " dan teman yang lainnya pun mengikuti apa yang dia ucapkan. Umur si A ini masih sekitar 3,5 tahun jadi mungkin belum mengerti apa yang di katakan temannya itu, yang umurnya sekitar 7 tahun. Hanya terdiam si A mendengar hal tersebut , lalu si A mengajak temannya bermain lagi. Kata - kata anak itu masih saja terdengar semakin keras. Lalu terdengar suara orang dewasa berkata : " A makan dulu yuk ".
Kutitikkan air mata di pagi yang cerah ini dan kulangkahkan kakiku dari dalam rumah untuk sekedar melihat siapa saja anak - anak yang bermain di luar tadi. Dan alangkah terkejutnya aku karena kulihat ada beberapa orang dewasa pada saat itu. Kenapa mereka tidak memberitahu anak - anak itu , bahwa yang mereka katakan adalah hal yang tidak baik. Yang paling membuatku sedih adalah sikap dari orang dewasa tadi yang tidak berusaha menasihati anak - anak tersebut.
Dalam hal ini aku tidak menyalahkan tingkah laku anak - anak tersebut. Tingkah laku anak - anak di ibaratkan seperti air , di tempatkan di dalam botol maka air itu akan menyesuaikan bentuk botol , di tempatkan di dalam kotak maka begitu juga dan seterusnya. Anak - anak adalah tempat mendengar , mendengar apa yang dia dengar dari orang tuanya , temannya atau yang lainnya lalu dia ucapkan lagi seperti yang dia dengar tadi entah dia tau atau tidak maksud dari kalimat yang dia dengar. Salah satu contoh kata adalah " MENIRU " , yah anak - anak seringkali meniru apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar.
Menurut saya suatu kerjasama di perlukan disini , kerjasama untuk saling memberi penjelasan yang positif kepada anak - anak kita.
Sama halnya dengan apa yang pernah saya alami sendiri , saat itu saya sedang bermain dengan keponakan saya.
- Saya : " kenapa komputernya lambat yah ? " , jawab keponakanku : " itu mami mungkin komputernya bodo seperti temen aku yang islam ". GUBRAKKKKKKK ......... sedih bercampur kaget dan aku tak tahu memulai darimana untuk menjelaskan kepada keponakanku (6 tahun ) bahwa yang dia katakan adalah amat dan sangat tidak baik.