Tergelitik dengan salah satu komentar pembaca salah satu berita Jokowi, memilih Jokowi dan Ahok sama dengan beli mercy dapat bonus tank. Teringat romantisnya pembagian tugas Jokowi Ahok agar bersinergi seakan begitu normatifnya....Jokowi mengurusi masalah luar kantor dan Ahok membenahi ke dalam . Ternyata betul betul seperti menaruh tank di dalam rumah, ternyata mereka bukan sekedar normatif.Ahok begitu galak dan berenergi, sangat berenergi merombak birokrasi, dan ternyata tidak dilakukan dengan nomal tetapi sangat tidak normal, dan itu betul betul membuat banyak pihak menjadi takut.
Betul-lah kata kalian semua bahwa memilih Jokowi Ahok itu seperti memilih gubernur mendapat bonus gubernur. Betul betul mimpi buruk untuk kalangan lingkungan pemerintah DKI.Sayangnya mimpi buruk itu masih 5 tahun lagi.
Seperti artikel saya bahwa Ahok ternyata galak, ternyata memang sangat galak beneran.Hal tersebut rupanya tidak lepas dari pengalaman pribadi Ahok yang pernah dicurangi oleh kejahatan birokrasi pemerintah, sehingga timbul kecendrungan yang secara alami melawan hal yang tidak benar.
Baru 1 bulan menjabat, secara tidak sengaja banyak hal terbuka, hal yang dulu disembunyikan pemerintah DKI dalam menghabiskan uang rakyat, mulai dari dana menulisan pidato sampai 1,2 milyar, kasus pompa kampung apung yang uangnya entah ke mana, kasus biaya pos polisi yang kemahalan , kasus biaya jembatan yang kemahalan, dan taman yang kemahalan dampai dengan 10 milyar pertaman, padahal jika kita cek ke lapangan taman itu hanya terdiri dari beberapa susunan batu untuk pejalan kaki , pohon dan rumput, dan area bermain anak yang seadanya, dengan dana sampai 10 milyar per taman , begitu banyak pemborosan yang kelihatan sekarang.
Bahkan tidak perlu menunggu lama untuk realisasi rencana Jokowi, baru satu bulan Kartu Jakarta Sehat sudah dilucurkan, berbeda sekali dengan janji gubernur lain yang meminta waktu 3 tahun. Rencana Jokowi terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang, banyak yang menilai realisasi ternyata tidak perlu menunggu 5 tahun , jikalau dikerjakan begitu cepat perubahannya , berarti waktu yang tersisa ke depan adalah bonus bagi rakyat Jakarta dimana Jokowi melakukan lebih dari janjinya.
Baru satu bulan juga nuansa Jakarta berubah, bayak orang merasakan Jakarta lebih seperti rumah besar dari pada sebuah kota dimana si ayah adalah Jokowi dan Ahok, sedangkan pegawainya adalah pesuruh yang bekerja pada rumah itu, hal ini berbeda sekali dengan gubernur terdahulu yang dianggap sebagai pemerintah dan orang yang berkuasa, sehingga dulu kita semua merasa sebagai orang yang minta ijin tinggal di wilayah Jakarta, sungguh suasana yang begitu lain. Kini seperti seorang kepala rumah tangga mudah bagi rakyat melihat apa yang dilakukan sang ayah ini, berapa anggarannya, mau bikin apa , apa yang disetujui apa yang tidak , semua kelihatan setiap hari. Begitu beda denga pemerintahan sebelumnya yang tidak terdengar apa apa, dan hebatnya semua daerah iri ingin dipimpin Jokowi, kita memang sedang beruntung .
Buat kita 5 tahun ini setiap hari akan ada berita yang selalu membuat segar mengenai Jokowi, tapi sebaliknya 5 tahun ini adalah mimpi buruk bagi pegawai negeri karena Jokowi melepaskan Singa di di dalam birokrasi atau membiarkan tank masuk rumah.
Aroma perubahan sudah tercium kita semua, dan mulai dirasakan kita semua, ke depan sangat positif Jakarta akan lebih baik dengan segera.
