Desember. Musim penghujan. Pukul 22.00. Kupikir kebahagiaan sederhana itu adalah segala-galanya yang kupunya. Dia menghubungiku setelah sekian lama. Aku begitu merindukannya. Ia bercerita, aku mendengarkan. Banyak sekali, dan tidak mungkin aku menceritakan semuanya disini. Satu hal yang paling ku ingat. Ia bercerita mendapatkan gelas yang telah di isi mantra oleh penjualnya. Ia membelinya di pasar malam. Berulang kali aku mengatakan padanya itu hanya omong kosong. Tetapi ia tetap pada pendiriannya. Apalah dayaku, aku tidak ingin melanjutkan pertengkaran ke arah yang lebih serius. Ia berjanji akan memberikan gelas itu padaku ketika bertemu denganku suatu saat.
KEMBALI KE ARTIKEL