Tulisan Orang Mars ini menggelitik dan menginspirasi saya untuk membuat sepenggal puisi untuk Fatin dan Khususnya Fantastic Fatinistic, tadinya akan saya tulis di sub kanal puisi tapi disana sepi... Jadi selamat mencermati...
Fatin diantara bintang
Ketika rembulan yang renta meredup dan perlahan tenggelam
Ketika bintang kehidupan yang beliapun masuk peraduan walau riaknya masih tersisa
Ketika bintang mimpi harus berpindah arah walau kadang kembali tetapi selalu pergi lagi
Ketika bintang matahariku pun belum mampu meraja semesta walau geliat separuh tubuhnya telah terlahap setengah isi buana
Ketika bintang besar yang menendang langit tak bereaksi lebih untuk berkuasa di jagad ini
Ketika bintang-bintang kecil hanya berkelip di kejauhan kaki langit
Ketika itulah melesat bintang mungilku bersinar cemerlang bagai berlian yang kilaunya menembusi belantara melintasi lima benua dan tujuh samudra
Sementara terang cahayanya menyejukkan hati membuai dan membangkitkan rasa rindu yang teramat dalam
Getar bias sinarmu mampu menyatukan jiwa-jiwa kami kedalam ikatan yang harmoni
Jiwa-jiwa dahaga yang seakan tersirami beningnya air telaga al-kautsar
Jiwa-jiwa yang menjagamu hingga kau tetap dalam arah yang tak boleh salah
Jiwa-jiwa yang tak rela membiarkanmu berakhir cuma hanya sinar yang semburat di ujung senja...
# untuk "Fantastic Fatinistic ini tidak berkesudahan"
Yuk Kita Setia...