Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Sekelumit KAA Dalam Kenangan

21 April 2015   05:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51 42 0
Presiden SBY saat itu lebih memilih pilihan kedua sehingga digunakanlah segala cara untuk mencegah pengadilan dunia itu. Di situlah muncul semangat Asia Afrika yang ternyata masih hidup. Saat Menlu Ali Alatas akan bertemu dengan Sekjen Kofi Annan, maka harus melewati Lakhdar Brahimi, sang utusan khusus. Ketika pendekatan dilakukan, maka sudah dapat diduga Sekjen PBB sibuk luar biasa. Maka diadakanlah acara makan siang dengan sang utusan khusus. Ternyata Utusan Khusus Lakhdar Brahimi, yang mantan Menlu Aljazair menolak undangan makan siang mantan Menlu Ali Alatas itu. Wah.......... "Tidak, itu tidak mungkin" kata Lakhdar Brahimi dengan senyum penuh ketulusan. "Katakan kepadanya Lakhdar Brahimilah yang harus mengundangnya makan siang." Setelah itu terungkaplah ceritera bahwa dulu Lakhdar Brahimi seusai KAA Bandung 1955 harus tinggal di Jl. Kusumaatmadja Jakarta dengan dibiayai Pemerintah Indonesia agar mereka bisa memperjuangkan kemerdekannya. Namun ketika Pemerintah kena krisis ekonomi, maka tidak mungkin lagi membiayai para pejuang kemerdekaan Aljazaiar, Maroko dan Tunisia saat itu. Mereka harus pulang, tapi negaranya belum merdeka. Maka keluarga ayah Ali Alatas berbaik hati menampung mereka di rumah sederhana di daerah Senen sampai akhirnya Lakhdar Brahimi kembali dan kemudian menjadi Menlu Aljazair. Pertemuan mantan Ali Alatas dan Sekjen PBB Kofi Annan akhirnya jadi dilakukan dan kita tahu semua bahwa PBB menganggap tidak perlulah diadakan pengadilan militer terhadap Indonesia atas peristiwa Timor Timur. Bahkan saat ini hubungan Indonesia dan Timor Leste menjadi sangat baik dan bersahabat. Semangat Konferensi Asia Afrika 1955 ternyata banyak manfaatnya termasuk di era sekarang ini. Para pemimpin negara-negara Afrika itu mengatakan apa yang dilakukan Indonesia tahun 1955 dengan KAA Bandung dan dukungan kemerdekaan negara-negara yang belum merdeka saat itu merupakan contoh kongkrit bahwa Indonesia itu peduli dengan negara dan bangsa lain. Bung Karno dan Indonesia memang hebat!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun