Setelah menyaksikan banyak rekaman atau rekam jejak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang lebih dikenal dengan Ahok, baik saat masih mahasiswa Universitas Trisakti, maupun saat menjadi anggota DPRD Belitung, Bupati Belitung, calon gubernur Bangka Belitung yang kalah, anggota DPR-RI, Wakil Gubernur dan kini Gubernur DKI, banyak hal yang patut kita renungkan dari sosok unik ini. Ahok adalah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa atau China. Namun berbeda dengan kebanyakan keturunan Tionghoa yang lebih senang terjun dalam dunia bisnis dan kurang tertarik pada dunia politik, maka Ahok adalah warga negara yang ingin menyejahterakan masyarakat Indonesia. Dia jadi paham betul apa itu sejarah dan sistem ketatanegaraan Indonesia termasuk UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebelum menjadi Wagub DKI, Ahok adalah anggota DPR RI mewakili wilayah Belitung. Saat menjadi anggota DPR RI Ahok sudah tampil beda dengan tidak suka perjalanan dinas ke luar negeri dan sudah sangat kritis terhadap isu-isu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Misalnya Ahok pernah mempertanyakan KPU dan Bawaslu mengapa tidak bisa membuat sistem pemilu yang bisa mencegah kecurangan dan memungkinkan tokoh-tokoh idealis yang tidak punya uang banyak untuk menjadi pemimpin atau kepala daerah. Itu disampaikannya berdasarkan pengalamannya sebagai calon gubernur Bangka Belitung yang akhirnya kandas di tengah jalan karena tidak bersedia membayar uang demi jabatan itu. Ahok juga pernah menjadi Bupati Belitung Timur walaupun keturunan China dan beragama Kristen, karena masyarakat di sana sudah mengenal keluarganya yang sangat peduli terhadap sesama. (Bahkan adiknya saat ini menjadi bupati karena diminta masyarakat walaupun awalnya Ahok tidak setuju). Ayahnya telah mendidik Ahok untuk peduli dengan masyarakat dan itu rupanya sangat membekas dalam diri keluarga itu.
KEMBALI KE ARTIKEL