Salah satu pelajaran berharga yang bisa dipetik Indonesia dalam sepak bola adalah sikap para pendukung klub San Lorenzo dari Argentina. Sebagaimana kita ketahui Real Madrid menjadi juara dunia antara klub (juara Eropa melawan juara Amerika Latin) setelah mengalahkan San Lorenzo 2-0 pada tanggal 20 Desember di Marrakesh, Maroko. Walaupun menelan kekalahan, para pendukung San Lorenzo tetap menghargai klub kesayangan mereka dengan menganggap bahwa mereka telah melakukan yang terbaik. Media Argentina juga melakukan hal yang sama. Harian Buenos Aires Herald, tanggal 22 Desember 2014 misalnya membuat berita dengan judul "A Dignified defeat for San Lorenzo (Kekalahan Yang Bermartabat bagi San Lorenzo). Demikian juga koran-koran lain di Argentina memberikan kesan yang sama. Untuk tahun 2014 klub San Lorenzo tidak terlalu bagus karena berada di urutan ke-8 (juara dipegang oleh Racing Club), namun untuk tahun 2015 Amerika Latin akan diwakili oleh klub Argentina yang lain River Plate (urutan kedua liga Argentina 2014) yang mengalahkan klub Atletico Nacional dari Colombia tanggal 10 Desember 2014 dengan skor 2-0 setelah pada pertandingan sebelumnya 1-1. Klub San Lorenzo asal Argentina yang kalah di Marrakesh, Maroko dari Real Madrid dalam perebutan juara dunia antar klub tetap mendapat dukungan seluruh masyarakat Argentina, dan mereka tetap bisa menerima kekalahan tim kesayangannya dan tetap mengelukan-elukannya (Sumber: Agencias). Prinsip yang bisa menerima kekalahan ini perlu diterapkan di Indonesia, terutama bagi para pendukung klub tertentu seperti Persib, Persija, Persebaya, Persipura, PSIS atau PSMS, dll. Kalah dalam suatu pertadingan merupakan hal yang lumrah, dan memang harus ada salah satu yang kalah agar ada yang tampil sebagai pemenang. Yang penting kekalahan itu bukan karena ada kecurangan seperti masih lazim terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Dengan kata lain tidak perlu merusak jika tim kesayangannya mengalami kekalahan.
Hal ini tidak perlu terjadi kalau penonton kita bisa terima kekalahan tim kesayangan (Sumber: TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR). Kalau pendukung tim kita bisa menerima kekalahan timnya, maka bukan mustahil pertandingan sepak bola di tanah air bisa menjadi tontonan menarik dan nyaman terutama bagi perempuan dan anak-anak. Kalau ini bisa diterapkan, maka bukan mustahil pula sepak bola kita semakin maju. Selamat kepada Real Madrid dari Spanyol yang menjadi juara dunia antar klub tahun 2014, dan selamat juga untuk San Lorenzo dari Argentina yang telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi juara, namun untuk tahun 2014 harus puas sebagai juara kedua.
KEMBALI KE ARTIKEL