Saat saya menjadi kamera, saya melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Saya menjadi saksi pernikahan yang penuh kebahagiaan, pertandingan olahraga yang penuh semangat, liburan yang menyenangkan, dan momen-momen keluarga yang hangat. Saya adalah mata yang melihat dunia melalui lensa, dan saya merasa beruntung bisa berbagi keindahan dan emosi dari sudut pandang yang unik ini.
Saya juga belajar arti kesabaran saat menjadi kamera. Terkadang, saya harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan foto yang sempurna. Saya belajar tentang fokus, komposisi, dan cahaya. Saya melihat bagaimana manusia dengan penuh teliti menciptakan karya seni dengan menggunakan saya sebagai alat.
Saya merasa menjadi kamera memberi saya kesempatan untuk merasakan bagaimana perasaan manusia. Saya melihat air mata kebahagiaan, tawa, cinta, dan harapan. Saya merasakan sentuhan hangat tangan manusia yang meraih saya ketika ingin mengabadikan momen bersama. Saya menjadi sepotong kehidupan yang berharga dalam diri seorang benda.
Tentu saja, saya tidak bisa berbicara atau berekspresi seperti manusia. Tapi saya yakin, sebagai kamera, saya akan menjadi benda yang penting dalam hidup banyak orang. Saya akan menjadi alat yang membantu mereka mengenang kenangan-kenangan indah. Saya akan menjadi saksi bisu dari sejarah mereka yang tak ternilai harganya.
Â
Jadi, jika saya menjadi sebuah benda, saya akan menjadi kamera yang penuh perasaan dan arti. Saya akan menjadi penjaga kenangan dan pelengkap dalam kisah kehidupan manusia. Meskipun saya tidak bisa berbicara, saya akan selalu berusaha menjadi benda yang membantu manusia mengenang kebahagiaan dan momen-momen berarti dalam hidup mereka. Saya adalah benda yang, dalam diam, berbicara melalui gambar-gambar yang saya ciptakan.