Mimpi yang telah diretas oleh 13 atlet anggota baru Pelatnas Cipayung sejak lama akhirnya menjadi kenyataan pada Senin hari kemarin (6/1). Sejak diumumkan pada tanggal 30 Desember lalu, para atlet tersebut akhirnya memulai latihan perdananya dengan status sebagai pemain nasional di Pusat Pelatihan Nasional PBSI (Pelatnas PBSI) di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
"Saya bisa ke sini sudah seperti mimipi menjadi nyata," ujar Sinta Arum, pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung seperti yang dimuat oleh Harian BOLA.
"Benar, dulu saya bercita-cita bisa dipanggil ke pelatnas. Ternyata sekarang saya sudah ada di sini. Kesempatana ini tidak akan saya sia-siakan," timpal Ni Ketut Mahadewei, pemain asal klub Jaya Raya Suryanaga Surabaya.
Salah satu tujuan serta impian utama para atlet berlatih bertahun-tahun di klub adalah untuk menjadi anggota tim nasional sebelum akhirnya menjadi juara di berbagai kejuaraan besar nantinya. Tak mengherankan banyak atlet yang senang bukan kepalang ketika namanya akhirnya masuk daftar penghuni Pelatnas.
"Dulu hanya bisa berangan-angan, kapan ya bisa masuk pelatnas. Ternyata saya sudah di pelatnas sekarang," ungkap M. Rian Adianto, atlet ganda asal klub Jaya Raya Jakarta.
Seperti hal nya di sekolah, para atlet baru itu juga diberikan semacam masa orientasi di latihan hari perdana. Mereka berkenalan dengan para pelatih dan para pemain yang lebih telah lebih dulu mencicipi kehidupan latihan di Pelatnas Cipayung.
Gregoria Mariska (Mutiara Cardinal), Vehrenica Debora Rumate (Tangkas Specs), dan Mayrina Lukmanda (Mutiara Cardinal) langsung berlatih bersama kakak kelas mereka di pelatnas, yaitu Ruselli Hartawan dan Hanna Ramadhini di bawah arahan Sarwendah Kusumawardani, pelatih tunggal putri.
"Asyik juga bisa berlatih bareng di sini," komentar Vehrenica mengenai latihan hari pertama.
Hal yang sama juga dialami oleh Firman Abdul Kholik, satu-satunya atet tunggal putra yang berstatus sebagai pemain baru. Pemain asal klub Mutiara Cardinal itu mengawali latihan dengan bertanding bersama seniornya seperti Anthony Ginting, M. Bayu Pangisthu, dan Jonatan Christie.
Hal yang sedikit berbeda diterima oleh Masita Mahmudin (Jaya Raya Jakarta) dan Febriani Endar Kusumawati (Djarum), atlet gres di nomor ganda campuran. Bersama seniornya seperti Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, dan Debby Susanto, mereka duduk melingkar untuk mendengar petuah serta wejangan dari pelatih Richard Mainaky.
Masuk pelatnas memang merupakan impian serta loncatan besar dalam karier 13 pemain itu. Namun, satu yang perlu diingat juga adalah bahwa pelatnas merupakan awal perjuangan untuk menjadi sang juara dengan torehan banyak gelar. Untuk itu lah para atlet tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan. Mereka harus membayar kepercayaan itu dengan terus berlatih keras dan semakin termotivasi untuk mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional kelak.
Bravo bulu tangkis Indonesia!