Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pengaruh Debat Capres terhadap Elektabilitas Pasangan Calon Pilpres 2024

15 Januari 2024   21:43 Diperbarui: 15 Januari 2024   21:55 119 0
Debat capres merupakan debat formal yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Konsep debat kandidat ini pertama kali muncul pada tahun 1999 dan mulai diselenggarakan secara resmi pada tahun 2004 hingga kini. Tujuan utama dari penyelenggaraan debat capres sendiri tak lain adalah untuk memberikan informasi sekaligus edukasi kepada masyarakat mengenai visi-misi, program, dan juga rencana pasangan calon. KPU sebagai penyelenggara, berharap dengan diadakannya debat pilpres, masyarakat dapat makin yakin dengan pilihan mereka dan tidak memutuskan untuk golput.

Menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden periode 2024-2029, telah terlaksana 3 dari 5 debat capres. Debat pertains diselenggarakan pada 12 Desember 2023, dilanjutkan oleh debat kedua pada 22 Desember 2023, lalu debat ketiga pada 7 Januari 2024. Sejauh ini, debat capres berlangsung dengan lancar sesuai jadwal tanpa ada kerusuhan massa. Namun, yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah apakah benar debat Capres - Cawapres memberikan perubahan terhadap elektabilitas paslon? Atau kini debat hanyalah serangkaian formalitas menuju pilpres saja?

Elektabilitas yang berasal dari kata Electability memiliki arti yaitu “keterpilihan”. Di dalam dunia politik, semakin tinggi elektabilitas paslon, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk dipilih. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas politik, salah satu diantaranya adalah melalui debat pilpres. Debat pilpres yang ditayangkan secara serentak melalui SNS dan televisi nasional, dipercaya dapat mengubah pandangan gk penonton. Ditambah lagi, dalam debat, para paslon diperbolehkan untuk melontarkan segelintir pertanyaan kepada satu dengan yang lainnya. Melalui sesi tanya jawab, penonton akan tahu seberapa “matang” program dan rencana para paslon.

Berdasarkan hasil survei yang dipublikasikan Median pada hari Senin (8/1/2023), oleh peneliti Ade Irfan Abdurahman pasca debat pilpres pertama dan kedua, diperoleh elektabilitas paslon Anies-Cak Imin sebesar 26,8%, Prabowo-Gibran sebesar  43,1%, Ganjar-Mahfud sebesar 20,1%, dan 10% sisanya tidak tahu/tidak jawab. Sedangkan, pada hasil survei Median pada bulan November 2023 yang lalu, pasangan Anies-Cak Imin memperoleh elektabilitas sebesar 25,4%, Prabowo-Gibran sebesar 37%, dan Ganjar-Mahfud sebesar 26,7%. Dengan membandingkan kedua survei diatas, dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan elektabilitas. Secara tren, paslon Anies-Cak Imin berhasil naik 1% dan paslon Ganjar-Mahfud turun sebesar 6,6%. “Ini kurang lebih trennya, Prabowo Gibran berhasil mengklaim jarak. Sementara Anies Muhaimin berhasil naik ke posisi dua. Sedangkan Ganjar Mahfud turun ke posisi tiga,” tutur Ade dalam konferensi pers pada 8 Januari 2023.

Menurut Saiful Mujani, pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pengaruh debat terhadap elektabilitas paslon dalam pilpres cenderung tidak signifikan. “Kalau mengukur elektabilitas dari hasil survei sebelum debat dan hasil survei setelah debat, dari rangkaian pilpres 2004 sampai 2019 kemarin, pengaruh debat tidak terlalu besar sebenarnya,“ jelasnya. Hal ini dikarenakan penonton debat cenderung sudah menjadi pengikut setia atau partisan. Sementara, banyak undecided voters tidak menaruh minat pada debat. Berbanding terbalik, Direktur Algoritma Research and Consulting sekaligus dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, memiliki tanggapan yang berbeda. Menurutnya, debat capres masih dapat mempengaruhi calon pemilih yang mencari kejelasan terkait program dan visi-misi yang diusung oleh tiap paslon. Aditya berpendapat bahwa masyarakat lebih memperhatikan substansi daripada hanya mengenal sosok yang mencalonkan diri. “Debat menjadi bagian dari partisipasi publik juga, bahwa semuanya harus benar-benar memperhatikan dan paslon-paslon ini harus bisa menarik perhatian mereka,” ungkapnya.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa debat pilpres 2024 memberikan dampak perubahan terhadap elektabilitas pasangan calon, namun tidak begitu signifikan dan terang-terangan. Meskipun debat memegang peran penting dalam membentuk opini publik, nyatanya penelitian dan survei menunjukkan bahwa hasilnya cenderung kurang mempengaruhi perubahan yang drastis dalam dukungan elektoral. Merupakan sebuah PR bagi KPU menuju dua debat yang tersisa agar dapat mempromosikan debat secara maksimal dan membentuknya sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian masyarakat lebih lagi terutama undecided voters atau calon pemilih yang masih tidak tahu mau mendukung siapa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun