Setelah ramai tentang kebohongan dan kesalahan “Demitri Bolykov” yang dimuat oleh Detik dan Republika, ternyata kedua media tersebut juga telah menyebarkan hoax bahwa Jacques Cousteau menjadi mualaf. Berikut adalah tautannya: http://ramadan.detik.com/read/2012/08/19/200639/1995122/631/3/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah dan http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/05/m0erg1-subhanallah-inilah-mukjizat-alquran-tentang-pertemuan-dua-lautan
Di artikel tersebut, diklaim bahwa Cousteau terkagum-kagum dengan “dinding pemisah antara air tawar dan air asin” dan kesesuaiannya dengan ayat Al-Furqan 53 serta Ar-Rahman 19-20, sehingga ia masuk Islam. Namun, hal ini adalah hoax, dan, seperti yang akan dijelaskan, “dinding pemisah” di Terusan Suez maupun Selat Gibraltar bukanlah “dinding pemisah” dalam arti yang sebenarnya.
Mualaf?
Apakah benar Cousteau sudah menjadi mualaf? WikiIslam.net sudah membantahnya secara lengkap, sehingga saya hanya perlu menerjemahkannya saja. (sumber: http://wikiislam.net/wiki/Jacques_Cousteau_%28Conversion_to_Islam%29 )
Klaim bahwa Cousteau menjadi mualaf adalah hoax karena:
1. Masyarakat Cousteau (awalnya dinamai “Yayasan Cousteau” hingga tahun 1992) didirikan oleh Jacques-Yves Cousteau sendiri dan saat ini dikepalai oleh istri keduanya Francine Cousteau.[1] Surat klarifikasi berikut (bertahun 1991) yang ditulis oleh Didier Cerceau dari Masyarakat Cousteau menyatakan bahwa Cousteau tidak menjadi mualaf. Perlu dicatat bahwa dokumen berikut merupakan komunikasi resmi dengan Yayasan Cousteau dan Cousteau sendiri tidak membantahnya.
Karena suratnya dalam bahasa Perancis, berikut adalah terjemahannya: