Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Pilihan

Bantul Desa Gerabah, Mengapa Dirimu Muram?

30 April 2019   21:28 Diperbarui: 30 April 2019   22:31 34 6

Bantul merupakan kawan industri gerabah terbesar di daerah DIY, Jawa Tengah. Sebagian besar masyarakat bantul bekerja menjadi buruh pembuat gerabah dan sisanya berprofesi sebagai petani. Walaupun Bantul merupakan kawasan Industri, namu keasrian pedesaan yang menyelimuti kawasan tersebut tidak pudar. 

Kawasan tersebut mampu untuk memadukan alam dan pergerakan perekonomian industri, sehingga dapat berjalan selaras tanpa ada yang merusak. Kawasan Bantul, memiliki cakupan kualitas air yanng dapat dikatakan layak dikonsumsi untuk berbagai bidang. Dikarenakan air yang mengalir disepanjang kawasan Bantul tidak memiliki aroma yang menyengat, rasa tidak enak, maupun warna yang keruh. Air yang terdapat di kawasan tersebut benar- benar jernih. 

Namun, dikarenakan cuaca pancaroba yang terjadi pada beberapa tahun ini di beberapa kawasan Bantul menjadi daerah yang kurang dapat dikatakan aman. Disana memang terdapat beberapa sungai, dan tentunganya pinggiran sungai bukanlah tempat yang tanpa berpenghuni, melainkan pinggiran sungai juga dipadati oleh masyarakat sekitar situ untuk berbagai aktivitas. Ketika hujan datang, banjir pasti terjadi didaerah tersebut, yang mengakibatkan wabah penyakitpun mulai merajalela. 

Penyakit yang bersumber dari banjir tersebut diantaranya Leptospirosis, Diare, Kutu Air, dan masih banyak lagi. Penangganan dari Pemerintah sendiri untuk kasus di kawasan ini masih sangat kurang. 

Ya.. kawasan ini masih dianggap sebagai kawasan kecil yang terletak diselatan kota yang hiruk pikuk, jadi kawasan ini kurang terpandang oleh Pemerintah dikarenakan pula masalah di Kota sendiri sudah sangat banyak. Apakah itu namanya Pemerintah ? Hanya memperhatikan kawasn yang terpandang dan yang terkecil dihiraukan ? Sekecil-kecilnya kawasan di DIY ini adalah tanggung jawabmu juga untuk memandang, membina, dan menolongnya. Masih tidak percaya jika Kawasan Bantul butuh sentuhan dari Pemerintah?

Berikut data pemeriksaan kualitas air dari 100 sampel di Kawasan Bantul yang diteliti oleh Lilis Suryani dan Salmah , bahwa 31% air sumur Penduduk Kawasan Bantul termasuk dalam kategori baik. Hanya ditemukan bakteri koliform dari 50 MP per 100 ml sampel air (Lilis & Salmah, 2017). 97% sumur positif terkontaminasi bakteri Escherichiacoli. Hanya 3 sumur saja yang tidak terkontaminasi bakteri E.coli. 

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air dan Perda Nomor. 9 Tahun1995 Tentang Pengawasan Kualitas Air :
- Baik : Kadar Coliform Total maks. diperbolehkan 50 MPN/100 ml
- Kurang baik : Kadar Coliform Total 51 -- 100 MPN/100 ml
- Tidak baik : Kadar Coliform lebih dari 101 MPN/100 ml

Jika mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, 31% air sumur penduduk terindikasi baik dan 62% dinyatakan tidak baik karena ditemukan koliform lebih dari 101 MPN per 100 ml sampel air. Namun jika mengacu pada hasil pemeriksaan cemaran bakteri E.coli pada air sumur, 97% air sumur positif mengandung E.coli dan hanya 3% air sumur saja yang memenuhi syarat layak dikonsumsi sebagai sumber air minum. 

Ditinjau dari lokasi sumur di desa Trirenggo Bantul, kerapatan penduduknya sangat tinggi, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat dekat, jarak antara pembuangan limbah rumah tangga dan septic tank dengan sumur berdekatan sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran oleh E. coli.

Hal ini didukung dengan banyaknya saluran septitank yang rusak akibat gempa beberapa waktu yang lalu yang belum sempat diperbaiki. Perubahan struktur tanah akibat gempa berpengaruh dengan penyebaran .

Penangganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan di Daerah Bantul ini, dengan cara memberi kesadaran pada masyarakat betapa pentingnya lingkungan disekitar kita dengan menjaga kelestariannya agar kehidupan kita tidak dilanda bencana seperti Banjir, dan kekurangan air bersih. Namun, daerah ini juga membutuhkan sentuhan dari tangan pemerintah agar fasilitas maupun akses air di daerah Bantul ini dapat diperbaiki sehingga dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Marilah mememilihara Lingkungan Desa Gerabah Bantul ini agar semakin Asri dan semakin memikat hati para masyarakat penjuru dunia karena kemolekkan yang dimiliki Desa Gerabah ini. Desa Gerabah bersih dari pencemaran bersih dari WBD !

Bantul merupakan kawan industri gerabah terbesar di daerah DIY, Jawa Tengah. Sebagian besar masyarakat bantul bekerja menjadi buruh pembuat gerabah dan sisanya berprofesi sebagai petani. Walaupun Bantul merupakan kawasan Industri, namu keasrian pedesaan yang menyelimuti kawasan tersebut tidak pudar. 

Kawasan tersebut mampu untuk memadukan alam dan pergerakan perekonomian industri, sehingga dapat berjalan selaras tanpa ada yang merusak. Kawasan Bantul, memiliki cakupan kualitas air yanng dapat dikatakan layak dikonsumsi untuk berbagai bidang. Dikarenakan air yang mengalir disepanjang kawasan Bantul tidak memiliki aroma yang menyengat, rasa tidak enak, maupun warna yang keruh. Air yang terdapat di kawasan tersebut benar- benar jernih. 

Namun, dikarenakan cuaca pancaroba yang terjadi pada beberapa tahun ini di beberapa kawasan Bantul menjadi daerah yang kurang dapat dikatakan aman. 

Disana memang terdapat beberapa sungai, dan tentunganya pinggiran sungai bukanlah tempat yang tanpa berpenghuni, melainkan pinggiran sungai juga dipadati oleh masyarakat sekitar situ untuk berbagai aktivitas. Ketika hujan datang, banjir pasti terjadi didaerah tersebut, yang mengakibatkan wabah penyakitpun mulai merajalela. 

Penyakit yang bersumber dari banjir tersebut diantaranya Leptospirosis, Diare, Kutu Air, dan masih banyak lagi. Penangganan dari Pemerintah sendiri untuk kasus di kawasan ini masih sangat kurang. Ya.. kawasan ini masih dianggap sebagai kawasan kecil yang terletak diselatan kota yang hiruk pikuk, jadi kawasan ini kurang terpandang oleh Pemerintah dikarenakan pula masalah di Kota sendiri sudah sangat banyak. 

Apakah itu namanya Pemerintah ? Hanya memperhatikan kawasn yang terpandang dan yang terkecil dihiraukan ? Sekecil-kecilnya kawasan di DIY ini adalah tanggung jawabmu juga untuk memandang, membina, dan menolongnya. Masih tidak percaya jika Kawasan Bantul butuh sentuhan dari Pemerintah? 

Berikut data pemeriksaan kualitas air dari 100 sampel di Kawasan Bantul yang diteliti oleh Lilis Suryani dan Salmah , bahwa 31% air sumur Penduduk Kawasan Bantul termasuk dalam kategori baik. Hanya ditemukan bakteri koliform dari 50 MP per 100 ml sampel air (Lilis & Salmah, 2017). 97% sumur positif terkontaminasi bakteri Escherichiacoli. Hanya 3 sumur saja yang tidak terkontaminasi bakteri E.coli. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air dan Perda Nomor. 9 Tahun1995 Tentang Pengawasan Kualitas Air :

- Baik : Kadar Coliform Total maks. diperbolehkan 50 MPN/100 ml

- Kurang baik : Kadar Coliform Total 51 -- 100 MPN/100 ml

- Tidak baik : Kadar Coliform lebih dari 101 MPN/100 ml

Jika mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, 31% air sumur penduduk terindikasi baik dan 62% dinyatakan tidak baik karena ditemukan koliform lebih dari 101 MPN per 100 ml sampel air. Namun jika mengacu pada hasil pemeriksaan cemaran bakteri E.coli pada air sumur, 97% air sumur positif mengandung E.coli dan hanya 3% air sumur saja yang memenuhi syarat layak dikonsumsi sebagai sumber air minum. 

Ditinjau dari lokasi sumur di desa Trirenggo Bantul, kerapatan penduduknya sangat tinggi, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat dekat, jarak antara pembuangan limbah rumah tangga dan septic tank dengan sumur berdekatan sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran oleh E. coli . Hal ini didukung dengan banyaknya saluran septitank yang rusak akibat gempa beberapa waktu yang lalu yang belum sempat diperbaiki. Perubahan struktur tanah akibat gempa berpengaruh dengan penyebaran .

 Penangganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan di Daerah Bantul ini, dengan cara memberi kesadaran pada masyarakat betapa pentingnya lingkungan disekitar kita dengan menjaga kelestariannya agar kehidupan kita tidak dilanda bencana seperti Banjir, dan kekurangan air bersih. 

Namun, daerah ini juga membutuhkan sentuhan dari tangan pemerintah agar fasilitas maupun akses air di daerah Bantul ini dapat diperbaiki sehingga dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya. 

 Marilah mememilihara Lingkungan Desa Gerabah Bantul ini agar semakin Asri dan semakin memikat hati para masyarakat penjuru dunia karena kemolekkan yang dimiliki Desa Gerabah ini. Desa Gerabah bersih dari pencemaran bersih dari WBD !


Penulis,

Jessica Leoni

Fakultas Biotekhnologi Universitas Kristen Duta Wacana

Yogyakarta

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun