Dan jika ditanya mengenai kegiatan seorang guru, maka banyak yang akan berkomentar 'Guru ya kerjanya ngajar siswa disekolah. Buat tugas banyak- banyak biar siswanya pintar biarpun ujung- ujungnya pr itu dikerjakan disekolah dengan modal sontekan dari teman' atau mungkin 'Kalo guru ya kerjanya nyiksa siswa. Terlambat sedikit, dihukum. Tidak mengerjakan tugas, dihukum. Berantem sama teman, dapat surat panggilan orang tua'
Dan bagaimana pendapatku selaku anak dari seorang guru PNS pengajar mata pelajaran matematika di salah satu SMP negri dikota medan? Jujur kuakui memiliki orang tua yang merupakan guru itu banyak suka dan duka, biarpun memang banyak senangnya. Salah satu suka yang paling pasti harus kuakui adalah aku bisa bertanya sesering mungkin karena seperti memiliki guru privat 24 jam sehari atau setumpuk hadiah dihari guru, dan dukanya adalah tuntutan akan prestasi yang kuterima juga pasti lebih keras dibandingkan pelajar lain yang bukan anak dari seorang guru. Ya, kata- kata " Juli kamu harus pintar matematika seperti mamamu" itu seperti alunan musik yang sering kudengar. Bukan masalah, karena maksud mereka adalah demi kebaikan..
Mari kita berjalan- jalan sejenak kemasa lalu. Kalau diera 1970-an bahkan sampai era 2000-an, yaitu sekitaran zaman orangtuaku sekolah sampai pada zaman aku masih balita, bahkan sampai aku menamatkan sekolah dasar pada tahun 2009 tugas guru bisa dibilang masih sama persis dari tahun ke tahun. Jika pada zaman orangtuaku guru bisa menghukum siswa dengan penggaris rotan, maka pada zamanku juga. Mungkin yang membedakan adalah dulu para orangtua bisa sekolah yang fasilitasnya bisa dibilang super minim dan dizaman sekarang fasilitas sudah overload. Mereka bisa tamat SMA saja sudah luar biasa, sekarang dapat gelar S2 juga biasa saja.
Kembali dengan kalimat kedua terakhir yang saya tuliskan pada paragraf diatas. "Mungkin yang membedakan adalah dulu para orangtua bisa sekolah yang fasilitasnya bisa dibilang super minim dan dizaman sekarang fasilitas sudah overload" dan kita sadari fasilitas itu menjadi sumber perbedaan yang paling mencolok. Dibawah ini akan saya berikan beberapa contoh perbedaan paling mencolok itu:
- Pada zaman dahulu tugas dikerjakan dengan cara ditulis tangan didalam buku dan kemudian dikumpulkan kepada guru. Kalau sekarang, siswa mengetik tugas dan mengirimkannya kepada guru melalui e-mail yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
- Pada zaman dahulu siswa tidak memiliki sumber ilmu yang memadai sehingga akan memaksimalkan setiap sumber informasi yang bisa diakses, sekalipun itu dari bungkus cabai. Sekarang, siswa tinggal buka internet dan segala macam informasi tumpah ruah didalamnya. Mulai dari yang penting sampai tidak penting.
- Pada zaman dahulu kalau siswa melakukan kesalahan dan dihukum siswa, dia tidak akan mengadu kepada orangtua karena bukannya akan dibela, justru akan dihukum lagi. Sekarang, siswa melakukan kesalahan dan dihukum, temannya mengabadikan dengan kamera super canggih, memasukkannya kedalam sosial media, mengompori masyarakat dan berlomba untuk menyalahkan guru tersebut, dan akhirnya guru yang bersangkutan terkena sanksi.