Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Urgensi Integrasi Nasional sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa

30 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 30 Oktober 2023   23:07 103 0
Dalam  kehidupannya, suatu bangsa senantiasa menghadapi upaya untuk mempersatukan keberagaman masyarakat yang membentuknya agar mempunyai rasa solidaritas dan keinginan untuk bersatu.
Memahami etimologi  integrasi nasional berarti mempelajari asal usul kata yang membentuk istilah tersebut.
 Secara etimologis integrasi nasional mencakup dua kata integrasi dan bangsa.
 Saat ini kita sedang mempelajari pengertian integrasi nasional dari segi terminologi.
 Terminologi dapat dipahami sebagai penggunaan suatu kata sebagai  istilah dalam kaitannya dengan konteks tertentu.
 Konsep integrasi nasional dikaitkan dengan konteks tertentu dan disajikan secara komprehensif oleh para ahli.
Ada pengertian mengenai istilah ini oleh para ahli atau pakar luar negeri.
 Misalnya, Kurana (2010) menyatakan bahwa "integrasi nasional adalah persepsi identitas bersama di antara warga suatu negara.
 Artinya walaupun kita berbeda kasta, agama, daerah dan berbeda bahasa, kita semua sadar bahwa kita semua adalah satu.
 Integrasi seperti ini  penting untuk membangun bangsa yang kuat dan sejahtera.

Jenis-jenis integrasi 1) integrasi nasional, 2) integrasi regional, 3) integrasi nilai, 4) integrasi elit dan massa, dan 5) integrasi perilaku (perilaku terintegrasi).

Mengapa  integrasi nasional penting?
 Hal ini penting karena pemerintah kolonial Belanda belum pernah memikirkan  perlunya memperkuat loyalitas nasional dan nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.
 Apa yang dilakukan penjajah adalah memenangkan loyalitas penjajah itu sendiri dan memanfaatkan integrasi kolonial.
 Oleh karena itu, setelah memperoleh kemerdekaan, kita harus memupuk kesetiaan kepada bangsa melalui pembangunan dan integrasi nasional.
Dalam upaya integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal.
 Pada tingkat horizontal, tantangan yang ada saat ini adalah terkait dengan perpecahan horizontal yang menghilangkan perbedaan etnis, agama, ras, dan geografis.
 Sedangkan pada dimensi vertikal, tantangan eksistensial terletak pada kesenjangan antara elite dan massa, dimana pendidikan perkotaan membuat elite menonjol dibandingkan massa yang cenderung berpandangan tradisional.
 Permasalahan terkait permukaan dimensi vertikal lebih sering terjadi setelah dicampur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia, dimensi horizontal lebih penting daripada dimensi vertikal.
 Terkait dengan dimensi horizontal tersebut, salah satu permasalahan yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dalam mencapai integrasi nasional adalah masih kuatnya isu primitivisme.
 Fokus konflik awal seringkali berkisar pada beberapa faktor, yaitu permasalahan hubungan darah (suku), suku (ras), bahasa, wilayah, agama, dan adat istiadat.
 Ketimpangan dan ketimpangan yang masih signifikan dalam pembangunan dan hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai perasaan tidak puas dan putus asa terhadap permasalahan suku, agama, ras dan antar golongan, gerakan separatis dan kedaerahan, pencarian makna dan protes.
 Hal ini dapat menjadi ancaman terhadap integrasi horizontal di Indonesia.
 Terkait dimensi vertikal, tantangan yang ada terletak pada keinginan pemimpin untuk terus menerus  berhubungan dengan rakyatnya.
 Pemimpin mau mendengar keluh kesah masyarakat, bersedia menindaklanjuti, dan dekat dengan kelompok yang merasa terpinggirkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun