Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Rendahnya Etika Bersosial Media pada Netizen Indonesia

16 Juni 2022   22:58 Diperbarui: 16 Juni 2022   23:07 78 0
Peristiwa yang sempat membuat mancanegara heboh beberapa saat lalu, masih menjadi perbincangan yang tidak ada habis-habisnya yaitu hilangnya anak pertama dari Gubernur Jawa Barat yaitu pak Ridwal Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau bisa disapa Eril yang berusia 22 tahun dinyatakan hilang terseret arus di sungai Aare Swiss pada 26 Mei 2022 pukul 10:00 waktu Swiss.
Menurut info yang beredar, kedatangan keluarga Ridwan Kamil ke Swiss adalah untuk mencari sekolah untuk melanjutkan S2 Eril di negara tersebut. Kronologi kejadian yang dialami oleh Eril yaitu Eril berenang di sungai Aare, Bern bersama adik dan kawannya. Saat ingin naik ke permukaan, Eril terseret arus sungai yang cukup deras yang sebelumnya sempat mendapat bantuan dari kawannya, pencarian langsung dilakukan oleh TIM SAR dan polisi Swiss, namun pencarian sering dihentikan karena arus yang deras dan hari sudah mulai gelap. Mengetahui anaknya hilang terseret arus sungai, Ridwan Kamil langsung berangkat ke Swiss. Ridwan Kamil diketahui sedang berada di Inggris dalam rangka kunjungan kerja. Upaya pencarian Eril tidak mendapatkan hasil sampai hari ke-7. KBRI Swiss memaparkan bahwa otoritas setempat sudah mengubah status pencarian Eril yang sebelumnya berstatus orang hilang, menjadi mencari orang yang tenggelam.
Setelah pencarian kurang lebih 2 pekan, jenazah Eril ditemukan di pintu air Engehalde pada 8 Juni 2022. Tidak perlu menunggu lama, Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil langsung mengambil cuti atas kabar duka keluarganya, dan langsung terbang ke Swiss. Kang Emil dan jenazah Eril dikabarkan terbang dari Swiss pukul 10.10 waktu Swiss, dan akan sampai di Bandara Soekarno Hatta, Indonesia pada hari Minggu, 12 Juni 2022 pukul 15.45 WIB.
Berita kehilangan Eril di Sungai Aare menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat, khususnya warga Indonesia. Aare adalah sungai terpanjang di Swiss, dengan panjang 288 km. Sungai ini membentang dan melewati banyak desa dan kota dengan pemandangan yang indah. Sejalan dengan hilangnya Eril di sungai tersebut. Anehnya, masyarakat Indonesia beramai-ramai memberikan penilaian yang buruk terhadap sungai panjang yang memiliki pemandangan indah dengan air jernih yang menyejukkan mata itu di situs Google. Sebagian warga Indonesia seolah berspekulasi bahwa hilangnya akibat arus kuat yang dimiliki oleh beberapa bagian di sungai tersebut, sehingga mereka menyerukan agar Sungai Aare ditutup. Masyarakat dan media Swiss mengetahui kejadian ini dan menyoroti perilaku warga Indonesia yang memberikan rating rendah hingga memberikan berbagai ulasan sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap kejadian yang dialami oleh Eril. Dengan diberikannya rating rendah dan ulasan buruk terlihat bagaimana sebagian masyarakat indonesia dengan mudah terprovokasi oleh orang lain.
Dilihat dari letak geografisnya Sungai Aare bermuara di gletser Aar Bawah dan Atas di Bernese Oberland yang kemudian melintasi tiga kanton Bern, Solothurn, dan Aargau, serta empat danau yaitu: Danau Brienz, Thun, Wohlen dan Biel. Disisi lain pemerintah sekitar telah menghimbau bahwa Sungai Aare yang merupakan sungai terpanjang di swiss itu hanya diperuntukan oleh perenang andal mengingat suhu Sungai Aare yang dingin serta arusnya yang deras. Akan tetapi, terlepas dari bahaya yang dimiliki oleh Sungai Aare, tersimpan pula banyak manfaat bagi warga lokal seperti: memiliki kualitas air yang sangat baik, sebagai sumber tenaga bagi kereta gantung Marzilibhan, menjadi lokasi untuk mengadakan tradisi Zibeleschwmme, dan yang terakhir adalah Sungai Aare menjadi salah satu warisan dunia menurut UNESCO.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun