Sekarang, coba tangkupkan kedua mangkuk kaca tersebut dan satukan dengan menggunakan selotip atau duct tape. Kini kita memiliki sebuah bola kaca yang bisa digelindingkan dengan mudah. Dan sekarang coba gelindingkan bola tersebut sejauh 2 meter. Apakah bola tersebut mencapai jarak 2 meter? Tentu saja, bahkan bola kaca tersebut akan menggelinding terus melampaui batas 2 meter hingga berhenti dengan sendirinya.
Hikmah yang dapat ditarik dari aktivitas di atas adalah bahwa secara umum manusia memiliki dua sisi berbeda dalam melakukan pekerjaan. Sisi yang satu merupakan sisi teknis. Di sanalah terdapat segala skill, kemampuan, keterampilan teknis berada. Ilmu, pengetahuan, pengalaman kerja, semua berada di sisi ini. Sisi yang satu lagi merupakan sisi taktis. Disinilah terdapat semangat kerja, motivasi, keinginan untuk maju, ambisi, moral, dan lain sebagainya.
Namun, sayangnya, pada umumnya orang hanya berfokus pada sisi taktis saja. Training-training teknis, mengirim karyawan ke luar negeri untuk belajar di kantor pusat mengenai hal-hal teknis, mengundang staff ahli dari para vendor untuk memberi pelatihan, dan lain sebagainya. Dan lebih sayangnya lagi, para atasan cenderung untuk mengatakan hal serupa, "Kamu kan sudah ditraining, kenapa masih tidak bisa juga, sih?".
Singkat kata, kita melupakan bahwa manusia juga butuh dimotivasi, disemangati dan dibantu untuk memiliki rasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya. Tentu saja seorang karyawan dituntut untuk dapat memotivasi diri sendiri, dan meningkatkan rasa percaya dirinya sendiri. Namun, tetap saja perlu ada usaha dari luar - khususnya para atasan - untuk menjaga semangat kerja karywannya tetap baik, dan mau melakukan pekerjaannya sehari-hari dengan baik.
Berfokus hanya pada satu sisi manusia adalah seperti pada saat kita menggeser mangkuk kaca tersebut di atas lantai. Apakah karyawan kita dapat mencapai target-targetnya bila kita memberi training intensif mengenai hal-hal teknis kepadanya? Tentu saja bisa. Namun, tanpa adanya usaha untuk menjaga semangat kerja, akan muncul "goresan-goresan" pada diri manusia tersebut, yaitu rasa jenuh, lesu, meningkatnya frekuensi kesalahan, kemurungan, dll.
Akan lebih baik bila kita memberi pelatihan teknis kepada karyawan kita untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mereka, dibarengi dengan usaha-usaha yang dapat meningkatkan semangat kerja, menjalin hubungan atasan-bawahan yang baik, saling mendukung dan saling menolong. Niscaya karyawan kita akan mencapai target-target mereka, bahkan akan "menggelinding" lebih jauh dari yang diharapkan. Mereka akan bersemangat untuk memberikan lebih kepada organisasi di mana mereka bekerja.