Setelah pensiun sebagai pemain sepakbola profesional, dengan kepiawaianya suhatman imam dipercaya sebagai Pelatih Daerah Koni Sumatera Barat pada ajang PON tahun 1981. Pada tahun 1985, Suhatman kembali diminta melatih. Kali ini Semen Padang menginginkan sentuhan tangan dinginnya untuk memoles klub itu dalam menghadapi kompetisi di liga Indonesia saat itu yaitu Galatama.
Pada 1992 ia membawa Semen Padang menjuarai Piala Indonesia dengan menekuk Arema Malang. Karier kepelatihan Suhatman tidak berhenti sampai disitu, ia-pun kemudian di angkat menjadi asisten pelatih PSSI senior, Ivan Toplak yang berasal dari Serbia.
Pada tahun 90an ia dipercaya melatih tim Primavera yang dibina dalam kompetisi pemain muda diItalia dan hasilnya banyak melahirkan pemain berkualitas, seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandy, Yeyen Tumena, Sugiantoro dan lain-lain.
Pada tahun 2010 klub Semen Padang pun memintanya kembali berperan, kali ini untuk menjadi penasihat teknik bagi pelatih Nil Maizar yang juga adalah mantan muridnya. Nil Maizar sungguh bangga didampingi Suhatman Imam menunggangi Semen Padang FC. Suhatman Imam percaya kepada kemampuan anak didiknya Nil Maizar ketika Hasil dua laga Semen Padang, imbang 1-1 dengan Persipura Jayapura dan menang 3-0 atas Persiwa Wamena ditahun 2010.