"Jerr .. segera merapat, siaga SAR – Respon Letusan Gunung Kelud” singkat dan jelas, demikian perintah dari mas Boney seniorku di Mahasiswa Pecinta Alam Univeristas Isalm Indonesia (Mapala Unisi) Yogyakarta, Jumat kelar subuh (14/02/2014). Perintah tersebut, merujuk penetapan dan menindaklanjuti SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 27/Kep/2014 tanggal 14 Februari 2014, sangat beralasan, dimana hujan debu yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kondisi luar biasa, memerlukan penanganan khusus dan menetapkan status tanggap darurat untuk bencana ini. “Letusan Gunung Kelud kali ini lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan Gunung Kelud tahun 1990. Semburannya mencapai ketinggian 17 km sehingga menerbangkan pasir dan debu vulkanik hingga mencapai Jawa Barat. Daerah yang terkena debu hanya kawasan sekitar gunung saja atau sesuai arah angin bertiup," mengutip Gede Suartika, Pejabat Pelaksana Bidang Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api dalam releasenya. Beneran dech, buka pintu keluar rumah, Yogyakarta masih diguyur hujan debu, ga ada pilihan lain, segera packing, bersiap dan merapat ke posko Mapala Unisi, ambil peran sebagai photographer dan media support team SAR Mapala Unisi. Dampaknya abu vulkanik kelud di kota Yogyakarta ini membuat jarak pandang ga lebih dari 5 meter saat kita berkendaraan bermotor dengan kecepatan 30-40km/jam, sangat berbahaya untuk pengendara kendaraan bermotor kalau tidak berhati-hati. Belum lagi berdasarkan berbagai data yang ada ternyata debu vulkanik ini dapat juga membuat gangguan pernafasan serta menimbulkan penyakit lama kambuh, seperti ashma dan penyakit paru. Untuk itu, Team SAR (Mapala Unisi) Yogyakarta, sebelum berangkat ke lokasi bencana, Jum’at pagi melakukan pembagian 8.000 Masker Cinta Yogyakarta bagi pengendara kendaraan bermotor di perempatan jalan utama, yaitu Jl Jenderal Sudirman, Jl Cik Di Tiro dan Jl Suroto Yogyakarta. Masker Cinta Yogyakarta, ehmmm ..., iyaa disebut demikian, karena masker ini merupakan kumpulan dari berbagai sumbangan, baik dari para sahabat maupun Instansi terkait dan Perusahaan Swasta yang peduli bencana kelud di kota Yogyakarta, selain itu rekan-rekan Team SAR Mapala Unisi ini tidak hanya membagikan secara cuma-cuma, namun juga mengedukasi secara cepat, manfaat menggunakan masker. "bapak, ibu, teman-teman, mohon gunakan masker, kacamata dan helm, agar tidak terkena kerikil dan debu” ujar teman-teman anggota Team SAR Mapala Unisi sambil membagikan masker cinta yogyakarta, didampingi Polantas yang bertugas. “Selalu gunakan masker dan kalau bisa batasi bepergian ke luar rumah, gunakan masker, jika memungkinkan gunakan masker kategori N 95-N 100,” demikian tambahan pesan edukasinya sambil terus membagikan masker. Masker menjadi salah satu alat wajib dan ampuh mencegah debu atau abu vulkanik masuk ke saluran pernapasan, apalagi letusan vulkanik gunung Kelud kali ini memuntahkan tidak hanya abu tapi juga kerikil.
Melalui artikel ini, aku juga dengan kerendahan hati berterima kasih pada seseorang yang belum sempat aku kenal,karena sama-sama menggunakan masker dan helm, namun dengan sukarela, sama-sama bermotor dia menggunakan kaki kirinya mendorong motorku yang bermasalah, dari km 7 jl kaliurang hingga sampe di posko, semoga Allah SWT sealu memberikan kesehatan dan rejeki yang berlimpah dengan ridhoNya, amiinn.. Yogyakarta mah emang selalu Istimewa meen ...!! >> Jerri Irgo, Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter
KEMBALI KE ARTIKEL