Sontak publik melihat adanya ketidakberesan dan mempertanyakannya. Publik merasa aneh, apakah seseorang dengan mudah berubah statusnya dari keadaan ketergantungan narkotik kepada bebas narkotik? Dalam hal ini posisi polisi yang merujuk hasil akhir pemeriksaan kepada BNN memposisikan publik pada apa yang disebut “beban pembuktian”. Dalam proses berpikir, yang punya kepentingan untuk membuktikan apakah ini salah atau benar justru ada pada masyarakat, dan bukan pada Polri. Tampaknya, polisi juga berangkat dari semacam anggapan, bahwa apa yang dikatakan BNN semestinya diterima sebagai benar, karena itu berdasarkan data laboratorium. Ini berarti beban pembuktian yang ada pada publik itu menjadi sulit terwujud mengingat harus ada semacam pemeriksaan tandingan untuk membuktikan sebaliknya. Dan itu harus juga menyertakan subjek atau pelaku, peralatan yang canggih, legitimasi untuk melakukan pemeriksaan dan semacam. Dalam arti itu, hampir mustahil publik akan melakukan pembuktian sebaliknya, dan dalam konteks ini, publik akhirnya menerima dan mengandaikan bahwa apa yang dikatakan BNN itu benar.